SOLOPOS.COM - Perlakuan tidak mengenakkan diterima Kartini saat konvoi yang digelar seusai cakades nomor urut 3, Kuswandi, berkampanye pada Kamis (20/9/2019).

Solopos.com, SRAGEN — Seorang warga Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Kartini, 50, melapor ke polisi lantaran merasa di teror.

Kartini merupakan pendukung calon kepala desa (cakades) nomor urut 2 di Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Hadiluwih, Wahjono, 68. Kartini merasa diteror oleh pendukung cakades lain.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Informasi yang diperoleh Solopos.com, Wahjono merupakan adik kandung Noto Miharjo yang tak lain ayah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dengan demikian, Wahjono merupakan paman Jokowi.

Perlakuan tidak mengenakkan diterima Kartini saat konvoi yang digelar seusai cakades nomor urut 3, Kuswandi, berkampanye pada Kamis (20/9/2019). Seusai berkampanye, ratusan pendukung Kuswandi menggelar konvoi melewati jalan depan rumah Kartini di Dukuh Kedungdowo RT 007.

Kartini menceritakan peristiwa yang terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu, semua pendukung dan cakades Kuswandi lewat depan rumahnya.

“Mereka sudah melanggar etika kampanye. Di depan rumah saya mereka sudah kelewatan. Sepeda motor mereka digeber-geber hingga membuat gaduh. Padahal ada wanita hamil di dekat rumah saya. Mereka juga menunjukkan bahasa tubuh atau goyangan yang kurang beretika. Mereka juga mau masuk pintu rumah. Itu terulang sampai tiga kali. Yang terakhir, saya tidak sabar lagi. Saya lalu keluar rumah dengan maksud menghentikan itu,” ucap Kartini saat ditemui wartawan di rumah Wahjono, Jumat (20/9/2019).

Saat keluar rumah itu, terjadilah percekcokan antara Kartini dengan para pendukung Kuswandi. Saat itu, Kartini berhadapan dengan dua orang yang memakai penutup wajah.

Kartini mengaku sempat menarik penutup wajah yang dipakai salah satunya sehingga ia tahu siapa dia sebenarnya. Kartini lalu meminta cakades Kuswandi turun dari mobil dan mengondisikan massanya.

Tapi, Kuswandi tidak mau turun dan Kartini malah didorong-dorong oleh pendukung Kuswandi. “Kedua tangan saya dipegangi. Karena saya seorang diri, saya tentu kewalahan. Saya lalu minta mereka terus jalan. Mereka akhirnya jalan, tapi beberapa orang pergi dengan menunjukkan kepalan tangan. Itu saya sebut sebagai ancaman kepada saya,” papar Kartini yang juga mantan Kades Hadiluwih.

Merasa diteror, Kartini lantas melaporkan empat orang pendukung cakades Kuswandi kepada Polsek Sumberlawang. Kartini berharap Polsek Sumberlawang bisa menindaklanjuti laporan tersebut dengan memanggil terlapor dan meminta keterangan saksi.

Wahjono enggan berkomentar banyak terkait masalah yang dihadapi Kartini. Dia hanya berharap pihak berwajib bisa memproses laporan Kartini.

Pilkades adalah pesta demokrasi. Jangan kotori pesta demokrasi ini dengan tindakan kurang baik yang mengganggu kenyamanan orang lain,” ucapnya.

Sementara itu, Kuswandi mengaku sudah mendengar ada empat pendukungnya yang dilaporkan ke polisi oleh Kartini. Dia membantah tudingan bahwa para pendukungnya tersebut telah meneror Kartini. Ia justru balik menuding Kartini melakukan kekerasan terhadap beberapa pendukungnya.

“Saat konvoi ramai-ramai, kami justru dicegat oleh Bu Kartini. Orang-orang kami justru ada yang dipukuli ada yang ditendang. Saya juga menyiapkan laporan ke polisi dengan menggunakan Pasal 351 [KHUP]. Mobil saya juga digedor-gedor. Itu di tengah jalan umum, di depan rumah dia,” ucap Kuswandi.

Kapolsek Sumberlawang, AKP Fajar Nur Ikhsanuddin, membenarkan adanya laporan dari Kartini terkait dugaan ancaman dan teror dari para pendukung Kuswandi.

“Kami berharap masalah itu diselesaikan di tingkat panitia pilkades. Kami minta masing-masing pihak untuk bisa menahan diri demi kelancaran pilkades,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya