SOLOPOS.COM - GKR Hemas saat berdialog dengan para relawan Merapi di Sleman, Sabtu (17/11/2012). (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

GKR Hemas saat berdialog dengan para relawan Merapi di Sleman, Sabtu (17/11/2012). (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

SLEMAN – Ratusan relawan bencana Merapi dari berbagai komunitas di Sleman Curhat kepada Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, Sabtu (17/11/2012) di Pendopo Sapto Guno, Tawangrejo, Pakem. Mereka menyayangkan tidak adanya perhatian dari pemerintah kepada para relawan yang sudah berjuang dalam membantu korban erupsi Merapi.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Sekitar 150 relawan hadir dengan baju seragam kebanggaan masing-masing, ada yang seragam biru, ada hitam, coklat dan ada pula orange. Terdiri dari perempuan maupun laki-laki. Mereka menyampaikan keluhannya terkait penanganan bencana kepada permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwono X tersebut dalam acara Kunjungan Kerja DPD RI, Peran Serta Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana bersama GKR Hemas.

Ketua penyelenggara acara Suyatno mengatakan, acara tersebut merupakan sambun grasa menghadapi ancaman bencana yang terdekat. Suyatno mengaku nasib relawan di lereng Merapi masih memprihatinkan karena minimnya berbagai fasilitas untuk mempercepat pertolongan kepada korban bencana, padahal relawan merupakan bagian terdepan dalam penyelamatan karena relawan ini bagian dari warga sesuai dengan wilayahnya masing-masing.

Diakui Suyatno, saat ini relawan masih banyak membutuhkan alat komunikasi lapangan (HT), senter baterai bahkan kendaraan yang bisa dipakai ke medan yang susah sekalipun. Selain itu, relawan ini juga ternyata belum memiliki akses pemancar radio. “Peralatan seperti ini seharusnya pemerintah yang mengupayakan. Kita hanya relawan yang siap membantu secara fisik bila terjadi bencana” kata Suyatno. Karena izin untuk mengakses pemancar radio butuh persyaratan bisnis. “Masa mau menolong sesama aja harus minta izin dulu” tukasna.

Suyatno beserta relawan lereng Merapi di Sleman menginginkan adanya perhatian pemerintah “Kami hanya ingin ada perhatian dari pemerintah,” tandas Suyatno.

Selain Suyatno banyak relawan lainnya yang juga menyampaikan keluh kesah seputar kerja relawan. GKR Hemas pun dengan sabar mendengarkan kemudian menanggapinya. Hemas mengatakan akan menyampaikan aspirasi para relawan ke dinas yang terkait. Dia juga menjanjikan dalam waktu dekat akan ada bantuan dari Thailand untuk penanganan bencana. Tak pelak ucapan sang Ratu pun seketika diikuti riuh tepuk tangan dari para relawan bencana.

Sementara itu Bupati Sleman Sri Purnomo yasng diwakili Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Urip Bahagia mengatakan, berkat kearifan lokal dan gotong royong masyarakat dalam jangka waktu kurang dari 2 tahun warga Sleman sudah bisa bangkit kembali. Namun, Urip menambahkan, upaya mitigasi bencana tidaknya ancaman Merapi namun ada bencana lahar dingin, puting beliung yang juga harus diupayakan. “Yang terdekat ini kita waspada ancaman lahar dingin” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya