SOLOPOS.COM - Sejumlah sopir truk lokal Sleman menghentikan truk asal luar DIY yang akan masuk dan akan keluar dari wilayah Cangkringan, di kawasan Perikanan, Argomulyo, Senin (12/5/2014). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN—Setelah sempat berhenti selama 24 jam menyusul adanya larangan masuk bagi truk pengangkut pasir dari luar DIY, Selasa (13/5/2014) sore geliat ekonomi  di kawasan penambangan pasir di Kecamatan Cangkringan kembali berdenyut.

Sebelumnya, ratusan sopir truk lokal menggelar aksi mencegat truk pengangkut pasir dari luar daerah yang akan mengambil pasir di kawasan Cangkringan, sejak Senin (12/5/2014) pagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu dipicu terjadinya kenaikan harga pasir mencapai Rp500.000 dari awalnya Rp150.000. Truk luar menjadi sasaran karena mereka berani membeli pasir dengan harga mahal.

Ekspedisi Mudik 2024

Kapolsek Cangkringan, AKP Roby menjelaskan, mediasi yang berlangsung di Kantor Kecamatan Cangkringan dihadiri sekitar 20 penambang dan kepala desa dari masing-masing wilayah tambang. Begitu juga dari perwakilan truk lokal tidak kurang dari 20 orang juga turut serta dalam upaya kesepakatan bersama.
“Seluruh Muspika juga hadir untuk mencapai suatu titik temu agar tidak berlarut,” terangnya, Selasa (13/5/2014).

Dari mediasi itu akhirnya diperoleh kesepakatan, antara lain harga pasir diturunkan menjadi Rp200.000 dari awalnya naik hingga Rp500.000, serta harga batu juga disepakati Rp250.000. Hal itu berlaku untuk semua truk baik lokal maupun luar daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya