Harianjogja.com, SLEMAN- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan belum ada pergerakan magma Gunung Merapi ke atas meskipun terjadi perubahan status gunung api aktif tersebut dari normal ke waspada.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Subandriyo menjelaskan dari pemantauan seismik, gempa yang paling banyak muncul adalah gempa low frekuensi (LF) dan bukan high frekuensi (HF).
Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024
Gempa LF itu berasosiasi dengan pergerakan fluida gas, bukan magma. Migrasi magma ke atas akan selalu ditandai dengan gempa HF dan deformasi.
Saat ini, lanjut Subandriyo, tidak terdeteksi adanya deformasi di Gunung Merapi. “Deformasinya nol,” tegasnya, Rabu (30/4/2014).
Menurut dia, perubahan status Merapi dari normal ke waspada tersebut dilakukan untuk meningkatkan kesiap-siagaan masyarakat di sekitar gunung termasuk pemerintah dan aparat sebagai langkah mitigasi yang harus diambil.