SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (JIBI/Solopos/Antara/Teresia May)

Solopos.com, BOYOLALI–Warga di tiga dukuh di Kecamatan Selo, terancam terisolasi jika erupsi Gunung Merapi benar-benar terjadi. Sebab kondisi jalur evakuasi menuju wilayah tersebut sulit dan sempit.

Camat Selo, Wurlaksana mengemukakan, dua dukuh di Desa Tlogolele, yakni Stabelan dan Takeran, masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III karena letaknya yang paling dekat dengan puncak Merapi, sekitar 3,5 kilometer.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Dua dukuh tersebut juga terancam tertimpa longsoran dari puncak Merapi mengingat jaraknya paling dekat dengan puncak,” ungkap Camat, didampingi Kasi Trantib, Subani, ketika diwawancarai wartawan, Rabu (7/5/2014).

Diakui Camat, pihaknya masih mengupayakan solusi agar warga setempat dapat dievakuasi dengan cepat jika terjadi bencana tersebut. Hal itu mengingat jalur evakuasi menuju kedua dukuh tersebut cukup sulit dan sempit.

“Seperti jembatan gantung yang menghubungkan kedua dukuh tersebut. Jembatan terlalu sempit jika dilalui truk evakuasi,” terangnya.

Sedangkan satu dukuh lain yang juga yang terancam terisolasi manakala terjadi bencana adalah Dukuh Bangunsari, Desa Klakah. Beberapa waktu lalu, jembatan darurat pernah dibangun untuk akses dan jalur evakuasi bagi Dukuh Bangunsari. Namun saat ini kondisi jembatan tersebut rusak. Sehingga jalur evakuasi kini dialihkan.

“Tetapi jaraknya lebih jauh karena harus melalui Dukuh Sumber dan Dukuh Bakalan, baru tembus ke jembatan gantung Dukuh Sepi,” tambah Subani.

Menyusul status Gunung Merapi yang dinaikkan dari aktif normal menjadi waspada beberapa waktu lalu, Camat menyatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan kepala desa (kades) se-Kecamatan Selo terkait inventarisasi jumlah penduduk, jumlah hewan ternak, jumlah kendaraan yang bisa digunakan untuk evakuasi.

“Sampai jumlah balita dan lansia [lanjut usia],” katanya.

Setelah pendataan, pihaknya akan memetakan kemana warga akan dievakuasi.

“Sosialisasi juga kami lakukan secara rutin, terutama untuk informasi akurat seputar kondisi Gunung Merapi selalu diberikan kepada warga melalui tim siaga desa,” imbuhnya.

Selain menekankan agar warga senantiasa ekstra waspada, lanjut dia, pendekatan dilakukan melalui kearifan lokal.

“Kalau Merapi sedang bekerja, kita yang minggir. Tapi kalau Merapi sudah tenang, kita bisa kembali bekerja,” tandasnya.

Pendekatan tersebut, menurut dia, dilakukan mengingat ada warga yang berpegang teguh terhadap keyakinannya sendiri. Warga meyakini, jika nanti warga harus pindah, Merapi akan memberi tanda.

Terpisah, terkait perkembangan kondisi Gunung Merapi terkini, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suyitno mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Merapi yang tidak jelas sumbernya.

”Kami minta masyarkat tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah. Atau langsung menanyakan langsung ke Pos pengamatan Gunung Merapi,” kata Suyitno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya