SOLOPOS.COM - Ilustrasi sekolah.(JIBI/Dok)

Solopos.com, KLATEN—Meningkatnya status Gunung Merapi menjadi waspada membuat Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten menyiapkan tujuh ruang kelas di SMAN 1 Karangnongko untuk peserta Ujian Nasional (UN) jenjang SMP. Nantinya, tujuh ruang khusus tersebut bisa digunakan siswa untuk mengerjakan UN jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Merapi.

Kepala Disdik Klaten, Pantoro, mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya erupsi Merapi. Apalagi, akhir-akhir ini Merapi terus menunjukkan aktivitasnya dengan mengeluarkan sejumlah suara dentuman dan guguran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejauh ini, Pantoro sudah melakukan koordinasi dengan kepala SMP yang berada di wilayah kawasan rawan bencana (KRB). “Jika sewaktu-waktu terjadi erupsi, siswa yang sekolah di KRB bisa mengerjakan UN di tujuh ruang SMAN 1 Karangnongko. Jika kondisi memang tidak memungkinkan, siswa kami sarankan untuk mengikuti UN susulan,” katanya kepada wartawan di Klaten, Senin (5/5/2014).

Saat ini, ada tiga SMP yang berada di KRB, yakni SMPN 1 dan 2 Kemalang dan SMP Muhammadiyah Kemalang. Jarak ketiga sekolah tersebut sekitar 12 Km dari puncak Merapi.

Pada hari pertama UN, Disdik juga melakukan sidak di tiga sekolah di kawasan KRB. Pantoro bersyukur pelaksanaan UN di KRB berlangsung lancar dan kondusif.

Sementara, pelaksanaan UN di hari pertama diwarnai dengan kebingungan siswa dalam mengerjakan mata uji Bahasa Indonesia. Pasalnya, ada beberapa soal tambahan untuk mengganti soal yang sudah tercetak dalam soal UN.

Diduga, penggantian soal itu berkaitan dengan adanya soal yang bermuatan politis. Kendati demikian, siswa bisa mengerjakan soal dengan cukup baik hingga waktu usai. Pengawas juga sudah memberikan penjelasan terkait masalah tersebut.
“Ada soal pengganti yang diselipkan. Semula sempat bingung tapi akhirnya bisa juga mengerjakan,” tutur salah satu siswa SMPN 4 Klaten, Novi Aulia Permana, kepada wartawan di sekolahnya, Senin.

Hal serupa juga diungkapan siswa yang lain, Novinda Lusia R. P. “Ada beberapa soal yang diselipkan namun Alhamdulillah bisa mengerjakan UN dengan lancar,” kata siswa SMPN 4 Klaten tersebut kepada wartawan di lokasi, Senin.
Sementara, UN hari pertama tidak dihadiri 19 siswa.  “Mereka tidak ikut UN dengan berbagai alasan. Di antaranya sakit hingga tanpa alasan yang jelas,” imbuh Sekretaris UN, Lasa.

Total, di Klaten UN jenjang SMP diikuti diikuti 16.400 siswa. Secara rinci, jumlah tersebut terdiri atas 12.186 siswa dari 65 SMP negeri, 1.822 siswa dari 42 SMP swasta, 336 siswa dari 16 MTs negeri, 153 siswa dari sembilan MTs Swasta dan 29 siswa dari delapan SMPLB.

Selain itu, juga ada 138 peserta Ujian Nasional Program Kesetaraan (UNPK) Kejar Paket B dari tujuh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya