SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jogja--Meski intensitas aktivitasnya menurun, Gunung Merapi masih berstatus ‘awas’ dan terus mengeluarkan awan panas dan lava. Pagi tadi, lava pijar bahkan mengalir sampai 800 meter.

“Awan panas dan lava mengalir ke arah Kali Gendol,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif saat memantau Merapi di kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BBPTK) Jogja, Selasa (9/11).

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Aktivitas gunung ini, kata dia, sempat menurun malam kemarin dan kembali meningkat pada pagi hari. Oleh karena itu, BNPB mengingatkan pengungsi bahwa Merapi masih amat berbahaya. “Kami lakukan kontrol ketat agar warga tidak ada yang naik ke lereng,” kata Syamsul.

Mengenai kebutuhan pengungsi, Syamsul meminta agar tokoh masyarakat dan tokoh pemuda mendata bantuan apa yang paling dibutuhkan pengungsi di titik tertentu. Misalnya, di Maguwoharjo bantuan yang paling dibutuhkan adalah makanan. Sementara di Klaten, pengungsi kekurangan logistik. Sebagai informasi, di Yogyakarta ada 100 titik pengungsian, Klaten 120 titik, dan Boyolali 100 titik.

Selain itu, kata dia, BNPB juga tengah mendata ulang pengungsi. Sebab, ada beberapa pengungsi yang sudah pindah ke rumah kerabat mereka. “Pengungsi yang tinggal di rumah kerabat pun belum terdata,” jelasnya.

Merapi meletus sejak 26 Oktober 2010 dan telah menewaskan 168 orang. Erupsi terbesar terjadi pada 5 November lalu.

vivanews/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya