SOLOPOS.COM - Awan panas guguran Gunung Merapi terlihat dari Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/1/2021). (Antarafoto-Hendra Nurdiyansyah)

Solopos.com, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi dalam kurun waktu 24 jam telah 52 kali memuntahkan awan panas. Jarak semburan awan panas gunung berapi yang ada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY itu kini makin jauh.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada periode pengamatan Rabu (27/1/2021) mencatat ada 52 kali rentetan kejadian awan panas. Sedangkan pada periode pengamatan Kamis (28/1/2021) pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB tidak ada luncuran awan panas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Pada periode Rabu teramati awan panas sebanyak 52 kali, amplitudo maksimal 77 milimeter, durasi 317.80 detik," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangannya, dilansir detik.com, Kamis.

Baca juga: Mantan KSAD Wismoyo Arismunandar Meninggal, Jenazah Dibawa ke Giribangun

Hanik menambahkan sejauh ini jarak luncur awan panas terjauh mencapai 3 kilometer dari puncak. Sementara arah luncuran menurutnya ke hulu Kali Krasak dan Boyong.

"Estimasi jarak luncur terjauh 3 kilometer ke arah barat daya yakni ke hulu Kali Krasak dan Boyong. Tinggi kolom teramati tersapu angin kencang dari barat ke timur rata puncak," jelas Hanik Humaida.

Selain awan panas guguran, Hanik menjelaskan pada periode Rabu juga teramati guguran lava sebanyak 4 kali.

"Guguran teramati 4 kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter, arah barat daya di Kali Krasak, Boyong," ungkapnya.

Gempa Guguran

Lebih lanjut, untuk data kegempaan pada periode Rabu (27/12021) tercatat gempa guguran sebanyak 274 kali, hembusan 11 kali, fase banyak 9 kali, vulkanik dangkal 5 kali, dan tektonik jauh 5 kali.

Baca juga: Banjir Rendam 15 Rumah di Sukodono dan Mondokan Sragen, Ini Penyebabnya

Sedangkan pada periode Kamis (28/1/2021) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB tercatat gempa guguran sebanyak 45 kali, hembusan 3 kali, dan fase banyak 4 kali. Sementara untuk guguran lava pijar dan awan panas pada periode itu tidak ada.

BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi di tingkat Siaga (Level III) sejak 5 November 2020. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, juga mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.

Baca juga: Tanah Longsor Timbun JLS Wonogiri, Belasan Truk Terjebak Macet

BPPTKG juga merekomendasikan agar penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III untuk dihentikan. Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya