SOLOPOS.COM - Ferdinand Sinaga (Istimewa/persib.co.id)

Solopos.com, SOLO — Kabar merapatnya Ferdinand Sinaga ke Persis Solo ditanggapi beragam oleh pendukung Laskar Sambernyawa.

Sejumlah fans belum bisa melupakan ulah sang pemain saat menghina Pasoepati dalam sebuah laga Divisi Utama musim 2009/2010. Namun ada pula yang telah legawa dan berharap Ferdinand membayar kesalahannya dengan membawa Persis promosi ke Liga 1.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

DPP Pasoepati sendiri mendorong para suporter berlapang dada dan menghormati pilihan manajemen terkait rekrutmen pemain. Sebagai informasi, Ferdinand sempat terlibat konflik dengan Pasoepati ketika masih membela PPSM Magelang.

Kala itu Ferdinand yang bersiap melakukan tendangan pojok tiba-tiba memelorotkan celana dan menunjukkan pantatnya di depan tribune Pasoepati dalam laga di Stadion Abu Bakrin, Magelang, Januari 2010. Sebelum aksi kontroversial tersebut terjadi, tensi pertandingan memang telah memanas dengan adanya saling lempar botol antarpendukung.

Baca Juga: Pemalang Berlakukan Jam Malam untuk Tekan Covid-19

Ferdinand pun tak luput dari sasaran lemparan. Kala itu Ferdinand Sinaga yang masih berusia 21 tahun memang sukses membuat Persis Solo frustrasi. Dia mencetak dua gol dan berperan dalam tiga gol lain di laga yang berakhir 5-0 untuk keunggulan PPSM.

“Saat itu teman-teman memang sempat terpancing, apalagi Persis kalah telak dengan tim sekelas PPSM,” kenang Maryadi Gondrong yang berduet dengan Mashadi Pete sebagai dirigen di Magelang.

Gondrong yang kini telah menjabat Presiden Pasoepati mengakui banyak suporter yang menghubunginya usai Persis dikabarkan merekrut Ferdinand. Gondrong menyebut tak sedikit anggota lama Pasoepati yang belum dapat memaafkan Ferdinand buntut insiden di Abu Bakrin. Namun ada pula yang sudah legawa.

“Kalau sekadar ngudarasa, hal ini [pro-kontra] tentu sah-sah saja. Saya paham betul bagaimana perasaan kawan-kawan saat itu. Namun kalau sekarang Persis mengambil Ferdinand dengan pertimbangan profesional, itu juga perlu dihargai,” ujar Gondrong kepada Espos, Sabtu (26/6/2021).

Lebih Dewasa

Pihaknya meyakini Ferdinand telah menjadi sosok yang lebih dewasa seiring bertambahnya usia. Pasoepati pun mendesak pemain berjuluk The Dragon ini membayar kesalahannya dengan membawa Persis ke kasta tertinggi. “Itu cara minta maaf elegan yang bisa dilakukan Ferdinand,” ujar Gondrong.

Sementara itu, tokoh lawas Pasoepati, Gatot Castano, mengaku belum bisa mengubur luka yang digoreskan Ferdinand di Abu Bakrin. Kala itu Gatot turut mengawal 5.000 fans Persis yang ngluruk ke Magelang. “Saya pribadi sulit melupakan peristiwa itu. Namun saya bisa apa kalau klub tetap mendatangkan dia?,” ujar Menteri Luar Negeri Pasoepati periode 2010-2013 tersebut.

Baca Juga: Bupati Grobogan Kecam Pelantikan Perangkat Desa Dokoro Langgar Prokes

Dia mengingat sejumlah pendukung Persis giliran meneror Ferdinand saat PPSM tandang ke Stadion Manahan, Februari 2010. Beberapa fans sempat mendatangi tempat menginap tim PPSM untuk mencari pemain kelahiran Bengkulu itu. Anggota Pasoepati di tribune timur juga memamerkan celana dalam bertuliskan Ferdinand Sinaga saat pertandingan. Kepolisian sampai mengawal sang pemain usai laga.

“Saya menyeselkan karena konflik dengan Ferdinand membuat hubungan kami dengan Simolodro [pendukung PPSM] sempat merenggang. Padahal sebelumnya kami begitu hangat di stadion. Semoga peristiwa 11 tahun bisa menjadi pelajaran bagi Ferdinand,” ujar Gatot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya