SOLOPOS.COM - Air Terjun Songgo Langit. (Istimewa/Instagram @pariwisatajepara)

Solopos.com, JEPARAAir Terjun Songgo Langit merupakan salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Jepara. Berada di Dukuh Ngelencer, Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Air Terjun Songgo Langit menawarkan keindahannya yang begitu mengagumkan.

Banyak keseruan yang bisa didapatkan di objek wisata satu ini. Salah satu keunikan air terjun ini adalah sumber alirannya yang berasal dari sungai yang membelah hamparan area persawahan di atas air terjun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain keindahannya, Air Terjun Songgo Langit juga memiliki cerita legenda yang menjadi asal mula penamaannya. Bahkan ada sebagian masyarakat yang mempercayai air terjun ini mengandung mistis.

Melansir dari perpusbbjateng.kemendikbud.go.id, dikisahkan pada zaman dahulu ada tradisi yang dilakukan di Desa Bucu dan Desa Tunahan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.

Jika ada seorang laki-laki hendak melamar perempuan, dia harus membawa perabot dapur seperti kuali, wajan, piring, dan gelas sebagai salah satu syarat sebelum menikah. Selain itu, dia diwajibkan membawa hewan ternak, seperti sapi, kerbau, dan kambing.

Suatu ketika, ada seorang jejaka yang sangat tampan nan rupawan berasal dari Desa Tunahan yang menjalin cinta dengan seorang gadis cantik yang berasal dari Dukuh Sumanding, Desa Bucu, Kecamatan Kembang. Cinta mereka berlanjut hingga ke jenjang pernikahan.

Antara Desa Bucu dan Desa Tunahan terbentang sungai yang berada di atas air terjun. Keluarga mempelai laki-laki tergolong keluarga yang pas-pasan. Dengan menyeberangi sungai, keluarga ini berangkat dari Desa Tunahan menuju rumah mempelai perempuan di Desa Bucu.

Karena rasa cinta, sang perempuan tidak menuntut mempelai laki-laki menyiapkan alat-alat sesuai tradisi yang biasa dijalankan. Yang dibawa kemudian hanya alat-alat seadanya.

Akhirnya, resmilah mereka menjadi suami istri. Sepasang pengantin baru itu masih tinggal bersama orang tua si istri karena memang belum memiliki rumah sendiri.

Suatu pagi, si istri terbangun dan hendak menyiapkan makan pagi untuk suaminya. Saat menyiapkan makanan tersebut, si istri kurang berhati-hati sehingga menimbulkan suara gaduh di dapur. Sang Ibu menegur si istri dengan setengah berbisik karena khawatir jika suaminya nanti terbangun.

Pada saat bersamaan, ternyata si suami juga terbangun dan mendengar pembicaraan tersebut sama-samar. Dalam keadaan belum sadar sepenuhnya, si suami salah paham dan menganggap ibu mertuanya berkata buruk dan menyinggung barang bawaan sang suami dulu.

Si suami merasa sakit hati pada sang ibu mertua karena merasa tidak dihargai. Kemudian ia mengajak istrinya untuk pergi pindah ke tempat asal suami di Desa Tunuhan dengan menaiki pedati/gerobak yang ditarik sapi.

Mereka dilepas isak tangis sang ibu pengantin perempuan. Si suami mengendalikan laju pedati dengan perasaan masih kesal.

Di sepanjang perjalanan, sepasang pengantin ini hanya saling diam memendam perasaan masing-masing. Di tengah perjalanan ketika menyeberangi sungai, oleh karena jalannya licin dan berbatu, roda pedati yang mereka naiki tergelincir sehingga pedati tersebut masuk ke dalam jurang (air terjun) yang sangat dalam.

Sejak kejadian tersebut, mayat sepasang pengantin tersebut hilang tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Akhirnya tempat itu dinamakan Air Terjun Songgo Langit karena saat dilihat dari bawah, air terjun tersebut tampak seakan menyangga langit.

Air terjun itu dipercaya ditunggu oleh roh pengantin yang mati tergelincir di dalam jurang pada air terjun tersebut. Para pengunjung yang datang ke tempat ini diibaratkan para tamu yang harus dihormati dan dijaga keamanan dan kenyamanannya oleh penunggu air terjun ini.

Akibat kejadian itu, hingga sekarang di Desa Bucu dan Desa Tunakan ada semacam mitos, yakni pantang menikahkan anak antara Desa Bucu dan Desa Tunakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya