SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Umayyah adalah salah seorang yang amat membenci Islam. Dapat dibayangkan bagaimana kemarahannya ketika mendengar salah seorang budaknya yang bernama Bilal justru memeluk agama baru yang telah merusak kemapanan agama para leluhurnya itu.

Ketika interogasi dengan kata-kata tidak menuai sepatah katapun jawaban, yang terdengar kemudian dari luar rumah mewahnya adalah bunyi lecutan cambuk.  Cambuk itu menggelepar di atas punggung budak asal Ethiopia tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sengatan cambuk yang pada awalnya hanya menggoreskan bekas telah mulai mengoyak tubuh hitam Bilal. Namun keyakinannya tetap teguh. Kemudian ia dibawa menuju padang pasir di mana sinar matahari terasa amat terik waktu itu.
   
Kembali ia didera cambukan hingga kemudian dalam keadaan tangan diikat, tubuhnya ditarik menggunakan seekor kuda. “Ahad, Ahad, Ahad, Allahu ahad”, justru itulah yang keluar dari bibir keringnya. Ketika perutnya ditindih batupun ia tetap teguh memeluk Islam.

Kisah di atas adalah nyata, bukan adegan dalam film Rambo atau Jaka Sembung. Betapa generasi pendahulu kita merasakan pahit getirnya perjuangan menegakkan Islam. Sehingga dalam kondisi apapun ketika kita masih dapat memeluk Islam dengan merdeka merupakan sebuah kenikmatan yang amatlah berharga.

Kita seringkali lupa untuk mensyukuri hal ini. Adapun pertanyaan yang muncul kemudian adalah “ apakah kita benar-benar telah aman?”

Dalam sebuah kuliahnya, KH. Hasyim Muzadi menyampaikan akidah kita saat ini justru terancam dari berbagai arah. Kemajuan peradaban yang tidak dilandasi keimanan sering mengikis keyakinan manusia akan kemahakuasaan Allah SWT.  Lahirlah kemudian para penyembah uang, ilmu, teknologi, gelar, popularitas, jabatan dan perhiasan dunia lainnya. Sila pertama mereka bukan lagi Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sedangkan menurut KH Mustofa Bisri, saat ini dunia yang seharusnya menjadi washilah (alat, perantara) justru menjadi ghoyah (tujuan). Sebuah contoh misalnya karena menuhankan logika dan kecerdasannya, orang menganggap al Quran sudah tidak relevan lagi untuk kondisi saat ini. Menganggap al Quran tidak membela HAM. Contoh lain adalah nguthik-uthik sosok Rasulullah SAW.

Kalaulah menolak hadis-hadis yang dinilai dhaif (lemah) tidaklah apa-apa, tetapi jika kemudian sudah melakukan kritik in person yang merongrong kedudukan beliau sebagai utusan Allah, tindakan tersebut dapat membatalkan syahadat rasul kita.

Abu Hurairah, salah satu sahabat setia Rasulullah SAW masuk islam setelah patung yang selalu ia sembah dan puja tidak berkutik sama sekali ketika seekor rusa mengencinginya. Tentunya akal dengan mudah menerima kasus ini. Tetapi yang sering tidak disadari adalah kita telah mengagungkan dan menuhankan berhala-berhala baru.

“Hanya kepadaMulah kami menyembah, dan hanya kepadaMulah kami memohon pertolongan”, sebuah ayat Al Quran yang paling tidak 17 kali dalam sehari semalam kita baca telah mengajarkan bahwa kepada siapakah seharusnya kita memohon pertolongan. Bantuan makhluk, kasiat obat, bahaya racun, fungsi serta resiko yang timbul dari suatu benda, ketepatan perhitungan akal, buah dari kerja keras, bahkan terkabulnya sebuah do’a semua dapat terwujud hanya jika Allah Menghendaki.

Sebagai contoh api yang sunnatullahnya membakar tidak bekerja sama sekali ketika Namruz ingin membinasakan Nabi Ibrahim as. Adapun kita tetap berkewajiban tekun bekerja, diiplin, rajin belajar, berhemat, menjaga kesehatan, berhati-hati, hingga berdoa namun harus tetap dengan satu keyakinan bahwa semua yang terjadi adalah dengan izin Allah. Adapun Allah tidak akan menyia-nyiakan hambaNya yang berbuat kebaikan.

Akhir kata semoga Allah menganugerahi kita keyakinan yang benar, iman yang teguh dan sempurna, serta hati yang khusyu’dan tunduk. Amin. Billahi at Taufiq wal Hidayah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya