SOLOPOS.COM - Ritual sedekah laut di kawasan Asemdoyong yang dicibir warga net karena banyak sampah berserakan (Instagram/@pemalang.update)

Solopos.com, PEMALANG— Menjelang perayaan malam 1 Suro atau malam Tahun Baru Islam/Muharam, setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam menjalankan ritual. Seperti tradisi sedekah laut yang dilakukan oleh masyarakat Islam Kejawen yang tinggal di daerah pesisir pantai utara Jawa secara turun temurun.

Mengutip dari laman Instagram @pemalang.update, Selasa (10/8/2021), tradisi sedekah laut di Pemalang dilakukan oleh para nelayan di Muara Asemdoyong, Kecamatan Taman. Dalam ritual ini, para nelayan melakukan prosesi larung sesaji atau melarung persembahan berupa penggalan kepala kerbau yang dilarung ke tengah lautan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini dilakukan sebagai bentuk syukur dan tolak bala atas keberkahan dan keselamatan yang diberikan oleh Sang Pencipta. Rangkaian acara diawali dengan mengarak Ambeng Sesaji berbentuk miniatur kapal nelayan untuk kemudian diruat. Hal ini merupakan wujud pelestarian budaya ataupun tradisi turun temurun.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga : PKL Widuri “Lempar Handuk” Buntut Penutupan Pantai

Namun ritual sedekah laut itu mendapat banyak cibiran dari warganet. Pasalnya, dalam video tersebut memperlihatkan banyaknya sampah bekas ritual yang berserakan di bibir pantai. Akun dengan nama @christoper_sigit menuliskan bahwa melestarikan alam juga sama pentingnya dengan melestarikan budaya atau tradisi. Dia juga mengajak untuk tidak membuang sampah plastik ke laut.

@christoper_sigit “Melestarikan alam juga sama pentingnya dgn tidak buang sampah plastik ke laut.”

Kemudian ada akun dengan nama @ghofur_pml yang menulis “Apapun acara nya,jgn meninggalkan sampah”

Lalu ada akun dengan nama @sadak_ireng yang juga mengkritik sampah yang bertebaran. “sampahe kok akih banget….andai bersih, tentu akan indah dipandang mata. lestarilah alamku…jayalah nelayanku. hayo…jga alam kita dengan kebersihan”

Saat berita ini ditulis, belum ada penjelasan dari pihak yang bersangkutan terkait dengan banyaknya sampah berserakan di bibir pantai.

Baca Juga : Bukit Tenong, Wisata Panorama Sunrise Ala Pantura

Mengutip Jatengprov.go.id, tradisi sedekah laut ini juga dikenal oleh warga nelayan di Asemdoyong dengan sebutan Baritan. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat nelayan Asemdoyong, sesaji yang dilarung ketengah laut tersebut diperebutkan para nelayan yang mengejar dengan kapal yang dihias berwarna warni. Kalaupun tidak mendapatkan sesaji tersebut, nelayan akan mengguyur atau mencuci perahu/kapalnya dengan air laut yang dekat sesajen yang dilarung tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya