SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Saat Buddha hadir di
dunia, ajaran yang pertama kali Beliau paparkan adalah penderitaan
dan sebab penderitaan. Buddha menerangkan secara rinci bahwa dalam
kehidupan ini kita diliputi oleh kegelapan batin dan terus mengumbar
nafsu keinginan sehingga menciptakan banyak karma buruk. Inilah sebab
penderitaan, yakni akumulasi kegelapan batin dan karma buruk.

Buddha berkata bahwa
cinta adalah sumber penderitaan dan kelekatan adalah belenggu
kegelapan batin. Saat kelekatan semakin dalam, ikatan belenggu ini
akan semakin kuat. Semakin dalam kelekatan kita, penderitaan kita pun
akan semakin besar.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Dari kisah kehidupan
manusia, kita dapat menyaksikan kebenaran tentang penderitaan. Ajaran
pertama yang Buddha ajarkan di dunia adalah kebenaran tentang
penderitaan. Untuk memahami kebenaran tentang penderitaan, kita harus
menyadari bahwa dunia sungguh penuh dengan penderitaan. Dari mana
penderitaan berasal? Nafsu keinginan dan ketamakan akan membangkitkan
kemarahan dan kebencian. Saat seseorang memiliki nafsu keinginan,
maka dalam hubungan antar manusia maupun keluarga, ia akan menderita.

Bukan hanya itu, ketika
ketamakannya timbul, kebencian dan kemarahannya akan turut muncul. Ia
akan marah ketika orang lain berbuat tidak sesuai keinginannya,
kebencian dan rasa dendam ini akan membelenggu batinnya. Melihat hal
ini, kita dapat menyadari bahwa nafsu keinginan adalah sumber
penderitaan.

Segala kebencian, dendam
dan sebagainya ini memperlihatkan pada kita sebab penderitaan. Dari
mana penderitaan berasal? Sebab penderitaan ini bersumber dari
kelekatan, nafsu, ketamakan, kebencian, dan lain-lain yang ada dalam
pikiran. Akumulasi pikiran-pikiran tersebut adalah sebab dari
penderitaan. Penderitaan timbul bukan hanya karena kelekatan saja,
melainkan juga karena karma buruk yang tercipta akibat pikiran buruk
tadi. Begitu karma buruk tercipta, maka tak hanya akan membawa
penderitaan bagi orang-orang di sekitar kita, bahkan pada skala dunia
pun, bencana alam dan bencana akibat ulah manusia juga berawal dari
pikiran manusia.

Bencana ini adalah akibat
dari buah karma kolektif semua makhluk. Karena itu, banyak orang yang
menderita. Sebab dari penderitaan adalah nafsu dan ketamakan. Saat
dua insan sedang jatuh cinta, mereka akan saling melekat satu sama
lain. Jika kini segala hal berjalan sesuai harapan, mungkin masalah
dengan anak-anak mereka, sehingga datanglah penderitaan. Penderitaan
berasal dari nafsu keinginan dan ketamakan. Kita sungguh memiliki
berkah karena berjodoh dengan ajaran Buddha. Saat melihat suatu
bencana terjadi, kita harus sadar dan mengambil hikmahnya. Setelah
menyadari ketidakkekalan hidup, kita harus mengetahui cara untuk
melenyapkan penderitaan. Jika dapat meningkatkan kesadaran, kita akan
dapat memahami cara untuk mengurangi bencana serta cara membuka
belenggu batin dalam hubungan antar manusia yang membawa banyak
kerisauan. Kita harus memahami ketidakkekalan untuk dapat memahami
cara untuk melenyapkan penderitaan.

Untuk melenyapkan
penderitaan, kita harus memiliki cermin batin yang bersih. Dengan
membersihkan cermin batin ini, kita baru dapat melihat faktor-faktor
lenyapnya penderitaan dan melihat jalan menuju lenyapnya penderitaan.
Dengan demikian, kita dapat berjalan di Jalan Bodhisatwa yang lurus,
lapang dan penuh kedamaian. Dengan cermin batin yang bersih, kita
akan memperoleh pencerahan sempurna dan mampu terbebas dari
penderitaan.

Penderitaan makhluk hidup
di dunia sungguh tak terkira. Beban manusia akhir-akhir ini sungguh
berat karena air di belahan bumi selatan terus mengalami kenaikan.
Cuaca di belahan bumi utara pun sangat dingin. Selain itu, melihat
kisah bencana yang terjadi di beberapa belahan bumi dunia seperti,
perang saudara di Libia, gempa bumi, tsunami dan radiasi nuklir di
jepang, banjir lahar dingin di Jogja dan Jawa Tengah dan masih banyak
bencana lainnya yang menimbulkan banyak korban manusia dan harta
benda. Hidup dalam penderitaan akibat kegelapan batin, saya sungguh
sedih dan iba terhadap orang yang diliputi kegelapan batin. Saya
sungguh tidak tahu kapan mereka akan sadar dan terselamatkan.

Untuk menyelamatkan diri
dari bencana, langkah pertama adalah menyucikan hati manusia agar
manusia mengerti pentingnya hidup hemat dan menghargai berkah yang
dimiliki. Lihatlah, iklim kini berubah tak menentu dan bencana
terus-menerus terjadi. Dari sini kita dapat melihat ketidakkekalan.
Semua ini merupakan ajaran Buddha. Kini kita harus mencari cara untuk
mengurangi bencana di dunia sekaligus mengembalikan keindahan alam.

Satu-satunya cara adalah
melestarikan lingkungan dengan menerapkan konsep bangunan hijau dan
mengadakan penghijauan. Untuk melindungi bumi ini, kita harus
melestarikan lingkungan dan mendaur ulang sumber daya alam agar
energi dapat dihemat dan emisi karbon dapat dikurangi. Sesungguhnya,
selain mengasihi alam dan sesama manusia, pelajaran terpenting adalah
mengasihi diri sendiri. Demi melindungi bumi, demi kasih sayang
terhadap umat manusia, kita sungguh harus memiliki tekad yang teguh
untuk memperbaiki diri kita ke arah yang lebih baik, dan tidak
mengumbar hawa nafsu keinginan kita.

Semoga semua makhluk
hidup berbahagia dan terbebas dari penderitaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya