SOLOPOS.COM - Pegiat media sosial Ade Armando (tengah) diamankan petugas kepolisian saat aksi unjuk rasa di depan kompleks Parlemen di Jakarta, Senin (11/4/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.

Solopos.com, JAKARTA-Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menduga para pelaku pengeroyokan terhadap dosen FISIP Universitas Indonesia (UI) Ade Armando terpapar virus takfiri.

Direktur Pencegahan BNPT Ahmad Nurwakhid menyatakan berdasarkan video yang beredar di media para pelaku pengeroyokan Ade Armando memiliki kemiripan dengan pola pikir kelompok radikal terorisme. Mereka selalu melegitimasi segala tindakan kekerasan yang dilakukan dengan mempolitisasi dan memanipulasi dalil agama.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Dari narasi yang diumbar tersebut, Nurwakhid menduga kuat para pelaku kekerasan terhadap Ade Armando terpapar virus takfiri, yakni mudah mengkafirkan orang berbeda pandangan dan menghalalkan darah yang dianggap kafir. Pandangan takfiri merupakan salah satu karakteristik kelompok radikal terorisme selama ini.

Baca Juga: Menko Polhukam Sebut Pengeroyok Ade Armando Bukan Mahasiswa

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami sudah banyak belajar dari pengalaman kelompok teroris yang selalu membajak ajaran agama untuk tindakan kekerasan. Nampaknya, pola ini sudah memengaruhi masyarakat yang dengan mudah membawa dalil-dalil agama untuk membanggakan tindakan anarkisme ruang publik,” tegasnya dilansir dari Bisnis.

Dalam video yang menampilkan kekerasan terhadap Ade Armando, menjadi sorotan karena sejumlah pengeroyok dengan lantang mengucapkan kalimat tauhid. Bahkan, sebagian orang lain bersorak “halal darah” Ade Armando untuk dibunuh.

“Kekerasan atas nama apa pun, termasuk dengan cara membajak dan memanipulasi ajaran agama, merupakan kejahatan yang harus dikecam dan dikutuk. Ini menjadi pelajaran bagi kita bersama, terkadang seseorang mudah mendalihkan kekerasan dan halal darah seseorang untuk kepentingan tertentu,” ujarnya.

Baca Juga: 2 Tersangka Pengeroyok Ade Armando di DPR Ditangkap, 4 Masih Buron

 

Bukan Mahasiswa

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md mengatakan penganiayaan terhadap pegiat media sosial  yang juga doden FISIP Universitas Indonedsia (UI) Ade Armando bukan dari kalangan mahasiswa melainkan elemen liar.

“Tindakan kekerasan ini pasti bukan dari elemen mahasiswa, ini pasti elemen liar yang melakukan,” kata Mahfud dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (13/4/2022), seperti dikutip dari Antara.

Mahfud pun langsung menghubungi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran untuk menanyakan peristiwa tersebut.

Baca Juga: Dikeroyok Massa, Ade Armando Alami Pendarahan Otak

“Saya langsung menghubungi Kapolda, saya katakan polisi di Indonesia itu mampu menangkap orang yang berbuat keji dan pandai menghilangkan jejak. Orang yang memutilasi orang hanya tersisa satu tangan tapi bisa dicari bisa tertangkap. Semua bisa. Ini harus bisa dicari pelakunya,” kata Mahfud.

Apalagi, lanjut dia, saat ini pemerintah sudah punya berbagai instrumen untuk mengetahui siapa berbuat apa.

“Saya minta ke Kapolda, agar pelakunya dicari dan ditindak tegas, jangan pandang bulu dari kelompok apa pun, afiliasi manapun, harus ditindak tegas dan diumumkan di publik bahwa Anda mampu melakukan, dan barusan kan diberitakan sudah ada beberapa orang yang diduga pelakunya sudah ditangkap,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya