SOLOPOS.COM - Suporter Persis Solo membentangkan bendera sambil bernyanyi saat merayakan tim kesayangannya menjadi juara Liga 2 2021 di perempatan Ngarsopuro, Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jumat (31/12/2021) dini hari. Aksi tersebut dibubarkan paksa oleh polisi karena melanggar protokol kesehatan (Prokes) Covid-19 yakni berkerumun tanpa memakai masker sehingga rawan persebaran Covid-19 ditengah pandemi yang belum berakhir. (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Duel Persis Solo versus RANS Cilegon FC di partai final Liga 2 2021 berakhir dengan kemenangan Laskar Sambernyawa, Kamis (30/12/2021) malam. Kemenangan 2-1 Persis Solo atas tim milik artis Raffi Ahmad itu melengkapi kebahagiaan suporter Persis Solo.

Klub yang dibentuk pada 1923 itu dipastikan kembali berlaga di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Titel juara Liga 2 seimbang dengan manajemen Persis Solo yang jor-joran berbelanja pemain. Mayoritas pemain Persis tahun ini adalah pemain-pemain yang sebelumnya berlaga di Liga 1 seperti Alberto Goncalves, Fabiano Beltrame, Abduh Lestaluhu, Irfan Bachdim, dan Ferdinand Sinaga serta beberapa mantan pemain Tim Nasional seperti Marinus Mariyanto Manewar (U23), Miftahul Hamdi (U23) dan Chrystna Bhagascara (U19).

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Tim bertabur bintang Persis Solo itu mengalahkan tim yang berisi pemain-pemain berpengalaman di Liga 1 seperti Cristian Gonzales dan Hamka Hamzah. Tiga tim terbaik Liga 2, yakni Persis Solo, RANS Cilegon FC, dan Dewa United musim depan bakal masuk ke liga yang lebih kompetitif. Selengkapnya di: Pemain Sepak Bola Indonesia, Tirulah Beto dan El Loco!

Sepanjang 2021 yang baru saja berlalu tak banyak yang menggembirakan tentang kondisi lingkungan dan kemanusiaan di Indonesia dan skala global. Di tengah upaya keras semua pihak dan pemerintah untuk selekasnya lepas dari pandemi Covid-19, agenda penyelamatan lingkungan seperti jalan di tempat.

Bencana demi bencana terus terjadi sepanjang 2021. Sekretaris Jenderal Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia atau The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ), Joni Aswira, mengatakan jurnalisme yang berkualitas dan berkedalamaan dibutuhkan untuk melanjutkan banyak agenda yang belum selesai dalam urusan lingkungan dan kemanusiaan. Selengkapnya di: Krisis Lingkungan dan Kemanusiaan Agenda Bersama yang Belum Selesai

Urusan mengatasi kemiskinan masih terkendala data yang tumpang tindih, bahkan tidak valid. Tim Peneliti dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur mengusulkan penyelenggaraan sensus penduduk miskin karena data kemiskinan ekstrem faktual berbeda antara data di level desa dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Ketua Program Studi S3 Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Muhammad Lukman Hakim, yang bersama H.B. Habibi Subandi dan Abdul Wahid melakukan Survei Konsolidasi Data Penanganan Kemiskinan Ekstrem Desa di Empat Kabupaten di Jawa Timur, mengatakan mengonsolidasikan data di empat kabupaten itu.

Survei dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Konsolidasi data dilakukan di empat kabupaten di Jawa Timur, yakni Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Bangkalan, dan Kabupaten Lamongan. Mereka menemukan fakta data kemiskinan menurut surat keputusan bupati dan data faktual yang disetujui kepala desa tidak sama. Selengkapnya di: Data Tidak Valid, Perlu Sensus Penduduk Miskin.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mematok inklusi keuangan di Indonesia mencapai 90% pada 2024. Upaya mewujudkan target tersebut tidak mudah mengingat tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk layanan jasa keuangan formal dinilai masih relatif rendah.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan OJK pada 2019, indeks literasi keuangan menunjukkan angka 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan hasil survei OJK pada 2016. Saat itu, indeks literasi keuangan mencapai 29,7% dan indeks inklusi keuangan 67,8%.

Indeks literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, serta pengelolaan keuangan dalam mencapai kesejahteraan. Indeks inklusi keuangan merupakan ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dari kemampuan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan. Selengkapnya di: Tantangan dan Peluang OJK Tingkatkan Literasi Keuangan di Era Digita.

Indeks kebahagiaan Indonesia naik 0,80. Kehidupan warga Indonesia pada 2021 lebih bahagia dibandingkan pada 2017. Sepuluh provinsi dengan indeks kebahagiaan masuk 10 teratas berada di luar Jawa. Kenaikan indeks kebahagiaan dengan membandingkan indeks kebahagiaan pada 2017 sebesar 70,69 dan indeks kebahagiaan pada 2021 sebesar 71,49. Indeks dihitung dalam skala 100.

Badan Pusat Statistik memublikasikan indeks kebahagiaan Indonesia 2021 dalam Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan 2021 pada Senin (27/12/2021). Capaian indeks kebahagiaan itu mencakup dimensi kepuasan hidup sebesar 75,16, dimensi perasan sebesar 65,61, dan dimensi makna hidup sebesar 73,12.

Dimensi kepuasan hidup mencakup kepuasan hidup personal dengan indeks 70,26 dan kepuasan hidup sosial sebesar 80,07. Kebahagiaan adalah kesenangan dan ketenteraman hidup lahir dan batin. Kebahagiaan juga dimaknai sebagai konsep hasil evaluasi kehidupan yang menggambarkan kondisi good life dan meaningful life. Penjelasan dan data-data lengkap ada di kanal Espos Plus atau Konten Premium Solopos.com yang menyajikan reportase berkualitas dan berkedalaman. Silakan menikmati…

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya