SOLOPOS.COM - Germplasm Development Lead Syngenta Indonesia, Faishol Azhari, 49, menjelaskan fungsi dan fasilitas di Seed Development Syngenta Indonesia Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim), Kamis (20/10/2022). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO – Jagung menjadi tanaman pangan utama masyarakat Indonesia setelah padi. Namun, seiring berkembangnya industri peternakan yang memicu pertumbuhan industri pakan, peran jagung bergeser. Jagung banyak diserap industri pakan dan menjadi bahan dasar industri makanan/minuman olahan.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi jagung di Indonesia pada 2019 mencapai 12,88 juta ton. Konsumsi terbesar adalah untuk industri pengolahan (industri pangan dan nonmakanan) yang mencapai 12,22 juta ton atau 94,88% dari total konsumsi.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Perubahan peran jagung dari bahan pangan menjadi bahan baku industri ini juga mengubah lahan budi daya jagung. Dulu jagung hanya ditanam di lahan kering, namun kini juga di lahan beririgasi.

Peningkatan kebutuhan jagung mendorong lahirnya industri benih jagung hibrida. Akibatnya, lebih dari 30% area lahan pertanian jagung di Indonesia ditanami jagung hibrida.

Ekspedisi Mudik 2024

Produksi jagung di Indonesia mencapai kisaran 15 juta ton hingga 25 juta ton pada 2020 dan 2021 (angka perkiraan). Namun, Indonesia masih harus mengimpor jagung.

Baca Juga: Sehat dengan Beras Berkualitas

Impor jagung pada 2021 meningkat 15% dibandingkan 2020. Pada 2021, Indonesia mengimpor jagung sebanyak 995.990 ton. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sering mengingatkan mengapa Indonesia masih mengimpor jagung, padahal komoditas ini mudah ditanam di Nusantara.

Kondisi itu disadari betul oleh Syngenta selaku produsen benih jagung. Mereka hadir tidak hanya sebagai penyedia benih unggulan, tetapi dengan sederet program komprehensif hingga berbagai solusi permasalahan budi daya jagung. Salah satunya aplikasi peTani Apps yang menyediakan berbagai informasi penting.

Aplikasi yang belum lama diluncurkan itu bisa diunduh dan diinstal dari Play Store. Di aplikasi itu petani bisa mendapatkan banyak informasi tentang komoditas jagung, mulai dari benih yang cocok dengan lahan yang dibidik hingga analisis usaha tani.

Syngenta juga mempunyai program pembuatan Drip Irrigation System atau sistem irigasi tetes. Ini mereka praktikkan baru-baru ini Dusun Seneng, Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Baca Juga: Menyempurnakan Swasembada Beras

Tak sampai di situ saja, Syngenta juga mempunyai banyak junior sales representatives yang mendampingi petani jagung. Mereka rutin menggelar focus group discussion (FGD) yang mereka sebut sekolah lapang di lahan pertanian untuk membahas sejumlah hal.

Dalam forum itu, para petani bisa menyampaikan permasalahan yang dihadapi untuk mendapatkan solusi dari para sales Syngenta. Tim Ekspedisi Pangan 2022 Solopos Media Group (SMG) melihat langsung program-program dari Syngenta.

Tim Ekspedisi Pangan 2022 SMG yang didukung Pupuk Indonesia Holding Company, PLN, Syngenta, Bulog, Perhutani, Perkebunan Nusantara dan Nasmoco, mengunjungi Pusat Pengembangan Benih (Seed Development) di Kediri, Kamis (20/10/2022).

Tempat yang mempunyai area riset seluas 13 hektare ini menjadi pusat pengembangan benih jagung hibrida Syngenta. Di tempat ini dilakukan uji coba pemuliaan dan pengembangan tanaman jagung, serta penelitian berbagai jenis penyakit jagung.

Sejumlah varietas jagung unggulan Syngenta dilahirkan di tempat ini, seperti benih unggulan NK Perkasa, NK Super, NK Hebat, NK Juara, NK Andalan, serta NK Sumo. Benih-benih itu telah beredar di pasaran serta terbukti mempunyai keunggulan.

Baca Juga: Jos! Tiga Wilayah Ini Jadi Penyumbang Utama Produksi Jagung di Jateng

Meningkatkan Produktivitas

peTani Apps Syngenta
Junior Sales Representatif (JSR) Syngenta untuk wilayah Blora timur dan Rembang, Sinthia Anggreika, 24, menunjukkan aplikasi peTani Apps di ponselnya di lahan jagung Desa Jeruk, Bogorejo, Blora, Jateng, Jumat (21/102022) siang. (Solopos.com/Kurniawan)

Germplasm Development Lead Syngenta Indonesia, Faishol Azhari, 49, menuturkan uji coba pemuliaan dan pengembangan tanaman jagung memungkinkan dilakukan di Seed Development Syngenta karena ditunjang sarpras dan fasilitas.

“Di lokasi ini ada kantor, lahan uji coba seluas 13 hektare, ruang processing, ruang seleksi, ruang pengujian penyakit, laboratorium patologi penyakit. Beberapa inokulum dipertahankan yang diperlukan saat pengujian penyakit,” tutur dia.

Dalam pengembangan benih jagung, Faishol menjelaskan Syngenta berorientasi pada keinginan konsumen. Salah satunya varietas NK Perkasa yang mempunyai karakteristik produktivitas tinggi serta tahan terhadap penyakit downy mildew.

“Produksi berdasarkan deskripsi varietas yang kami daftarkan ke pemerintah bisa sampai 9,7 ton per ha, dengan potensi hasil bisa sampai 13,3 ton per ha. Varietas ini juga tahan penyakit bule. Yang kena serangan kurang dari 20%,” ujar dia.

Varietas lain unggulan dari Syngenta yaitu NK Sumo yang cocok untuk lahan tadah hujan seperti di Lampung dan Sumbawa. Varietas ini sangat kokoh, produksi tinggi, dan tahan rebah. Rata-rata produksi bisa sampai 9,9 ton per hektare.

Baca Juga: Pilot Project Jatim, Agroforestry Tebu Perhutani KPH Jombang Hasilkan Rp15 M

Tidak hanya menjadi produsen benih jagung berkualitas unggul, Syngenta Indonesia juga berperan dalam pengembangan sektor ini. Hal itu terlihat dari program dan langkah yang telah secara nyata dilakukan di kawasan penanaman jagung seperti di Dusun Seneng, Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, baru-baru ini.



Di lokasi ini, Syngenta membuat Drip Irrigation System atau sistem irigasi tetes di lahan jagung yang digarap petani. Sutopo, 48, petani jagung dari Dusun Seneng, Gunung Tumpeng, mengaku bersyukur dengan adanya sistem irigasi tetes di lahan jagungnya.

Kehadiran sistem irigasi tetes itu menyelesaikan persoalan klasik dan mendasar yang mengganjal petani di Seneng. Ke depan, kata dia, para petani tinggal menggarap lahan sesuai masa tanam dan menggunakan benih varietas pilihan mereka.

“Kami bisa tanam tiga kali setahun. MT III atau saat musim kemarau tetap bisa tanam jagung karena sudah ada sistem irigasi tetes ini. Soal benih padi juga sudah ada NK Sumo yang sudah teruji bertahun-tahun, cocok di lahan Gunung Tumpeng,” tutur dia.

Menurut Sutopo, benih NK Sumo mempunyai karakteristik pertumbuhan yang menarik, batangnya kuat, daun lebar, dan hasilnya tinggi. Satu kilogram benih NK Sumo menghasilkan lebih dari enam kuintal jagung. Bila tak menggunakan NK Sumo, hasilnya hanya lima kuintal.

Baca Juga: Drip Irrigation System, Solusi Pertanian Jagung di Gunung Tumpeng Jateng 

Komitmen Syngenta mengembangkan komoditas jagung Tanah Air juga ditunjukkan dengan meluncurkan aplikasi peTani Apps. Hal ini disampaikan Junior Sales Representatif Syngenta Indonesia Wilayah Blora Timur dan Rembang, Sinthia Anggreika, 24.

“Aplikasi ini bisa di-download di Play Store. Dengan aplikasi ini, petani jagung bisa mendapatkan banyak informasi penting dari ahli jagung PT Syngenta,” ujar dia di Desa Jeruk, Bogorejo, Blora, Jateng, Jumat (21/10/2022).

Sinthia menjelaskan di aplikasi peTani Apps tersedia banyak informasi tentang komoditas tebu, mulai dari pemetaan kondisi lahan dan varietas yang cocok, persiapan tanam, perawatan tanaman, panen, hingga pemasaran.

“Ada banyak fitur seperti prakiraan cuaca, jadwal, lahan budi daya, produk yang sesuai, dan analisis usaha tani,” kata dia.

Baca Juga: Aplikasi peTani Apps Syngenta Sediakan Fitur Lengkap Bertanam Jagung

Sinthia mengungkapkan di aplikasi peTani Apps juga tersedia fitur pindai yang sangat penting bagi para petani jagung sebab fitur itu dapat digunakan untuk mengecek atau memastikan produk benih yang beredar di pasaran asli atau palsu. Apalagi belakangan sudah beredar benih yang diduga palsu. “Tinggal scan dengan aplikasi ini bisa dicek,” tutur dia.

Selain untuk mengecek sebuah produk asli atau tidak, menurut Sinthia, dengan menggunakan fitur itu membuka kesempatan untuk mendapatkan hadiah undian. Tetapi apa saja hadiah yang disiapkan, dia belum tahu.

“Setiap scan ada mode poinnya, yang pada akhir tahun akan ada berbagai hadiah undian dari Syngenta Indonesia,” sambung dia lagi. Layanan lain dalam aplikasi peTani Apps, menurut Sinthia, adanya fitur analisis karakteristik lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya