SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Inti ajaran agama Buddha ialah hidup adalah penderitaan. Kalau begitu, untuk apa kita perlu meningkatkan kualitas diri untuk mencapai masa depan bahagia? Inilah pertanyaan yang sering muncul bagi orang-orang yang baru membaca sekilas ajaran Buddha. Di dalam agama Buddha, memang dikenal konsep dasar bahwa hidup adalah penderitaan.

Akan tetapi bila hanya melihat kepada konsep ini saja, ibaratnya dalam kehidupan sehari-hari kita hanya memakai topi, namun tidak memakai baju, celana dan sepatu. Oleh karena itu bila kita menyebut konsep dasar agama Buddha, selain yang sudah disebutkan. Ada tiga lagi yang harus disertakan, yaitu mengetahui sumber penderitaan adalah tanha (keinginan yang tidak ada habis-habisnya), lalu kesunyataan mulia tentang lenyapnya dukkha (penderitaan) dan jalan tengah beruas delapan untuk melenyapkan dukha. Untuk bisa memahami ajaran Buddha tersebut maka kita harus meningkatkan kualitas diri kita.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ada dua hal dasar dalam Buddhis yang dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam meningkatkan kualiatas diri kita, yaitu Hiri dan Ottapa. Hiri berarti menimbulkan rasa malu untuk berbuat jahat. Adapun Ottapa berarti rasa takut akibat berbuat jahat. Mengaplikasikan kedua hal ini saja, minimal kita sudah tidak menambah karma buruk lagi.

Ekspedisi Mudik 2024

Hidup setiap saat dengan pikiran penuh cinta kasih (metta citta). Selalu mengembangkan pikiran ini di setiap saat dalam kehidupan kita. Peliharalah pikiran positif dalam pikiran kita. Cobalah untuk lebih banyak tersenyum dalam hidup kita. Bila kita menginginkan senyuman dari orang lain, tersenyumlah dahulu terhadap orang tersebut. Perubahan yang besar harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Setelah kualitas diri meningkat, barulah kita berusaha memperluas perubahan kita yang positif kepada orang lain. Untuk berubah, kita memerlukan daya kemauan dan keuletan dari dalam diri.

Buddha dalam Anguttara Nikaya III. 80 mengemukakan ada lima hal yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu mliki keyakinan, keyakinan yang perlu kita miliki dalam meningkatkan kualitas diri kita adalah bahwa bila melakukan perbuatan yang baik, kita akan memperoleh buah perbuatan yang baik pula. Demikian pula sebaliknya.

Kembangkan kemoralan, selain keyakinan, kita perlu juga membekali diri kita dengan kemoralan. Dalam Buddhis, ini disebut Pancasila. Yang antara lain latihan tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berbuat asusila, tidak berbohong dan tidak mabuk-mabukan.

Rajin Belajar, untuk meningkatkan kualitas diri, kita harus ulet dalam belajar. Kita perlu senantiasa meningkatkan pengetahuan kita. Kembangkan kerelaan, kita perlu mengembangkan kerelaan berbuat baik kepada makhluk lain. Terus berbuat baik melalui pikiran, ucapan dan perbuatan. Kembangkan kebijaksanaan, kebijaksanaan juga merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas diri.

Agama Buddha bebas dari paksaan dan kekerasan dan tidak meminta kepercayaan buta dari pengikutnya. Pada awalnya orang yang ragu-ragu akan senang mendengar ajakan untuk menyelidiki. Agama Buddha dari awal sampai akhir terbuka bagi semua orang yang memiliki mata untuk melihat dan pikiran untuk memahami.

Ketika Buddha tinggal di hutan mangga di Nalanda, Upali, seorang pengikut setia dari Nigantha Nataputta (Jaina Mahavira), sebagaimana yang diminta oleh Mahavira menemui Buddha dengan keinginan semata-mata berdebat dengan Beliau dan mengalahkan-Nya melalui perdebatan. Pokok persoalannya adalah teori karma yang diakui oleh Buddha maupun Mahavira, namun pandangan mereka mengenai karma berbeda.

Pada akhir pembicaraan yang sangat bersahabat, Upali setelah merasa yakin terhadap argumentasi Buddha, setuju dengan pendapat Beliau, dan siap untuk menjadi pengikut-Nya, sebagai seorang umat awam (upasaka). Meskipun demikian, Buddha mengingatkannya dengan berkata, “Mengenai suatu kebenaran, Upali, lakukanlah penyelidikan yang menyeluruh. Adalah baik bila orang terkenal seperti engkau melakukan penyelidikan yang menyeluruh.”

Bagaimanapun, Upali menjadi semakin puas dan senang terhadap Buddha karena mendapat petunjuk seperti itu, dan menyatakan diri berlindung kepada Buddha, Dharma dan Sangha. Walaupun Upali menjadi seorang umat berdasarkan keyakinan, Buddha menasihatinya agar tetap menghormati dan membantu guru-gurunya yang terdahulu sebagaimana yang biasa dilakakukannya (Upali Sutta, M. 56).

Demikianlah Buddha menganjurkan pentingnya mengembangkan kualitas diri menuju masa depan yang bahagia, sehingga memunculkan kebebasan berpikir dan berbicara serta memiliki toleransi yang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya