SOLOPOS.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Menteri Susi memberi kuliah umum di Harvard University, AS.

Solopos.com, SOLO – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan kuliah umum di Harvard Kennedy School, Cambridge, Amerika Serikat. Menteri Susi dalam kuliahnya mengajak mahasiswa melindungi laut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Susi Pudjiastuti menyampaikan kuliah di Harvard pada Senin (11/3/2018) dengan menyampaikan paparan bertema The State of Fisheries in Indonesia and Beyond. Pada tahun 2016, Menteri Susi juga pernah menyampaikan kuliah umum di kampus yang sama.

Ekspedisi Mudik 2024

Di hadapan mahasiswa Indonesia dan mancanegara yang hadir, Menteri Susi mengutarakan berbagai upaya Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mengatasi berbagai permasalahan yaitu pencurian ikan (illegal fishing) dan perbudakan (slavery) hingga kebijakan penenggelaman kapal yang fenomenal.

“Hari ini kita sharing dengan mahasiswa-mahasiswa Indonesia dan beberapa mahasiswa di Harvard sini, supaya mereka mengetahui tentang kebijakan-kebijakan dari pemerintah Indonesia menuju kepada keberlanjutan pembangunan perikanan Indonesia,” ucap Menteri Susi sebagaimana termuat di siaran pers yang diterima Antara, Kamis (15/3/2018).

Menteri Kelautan dan Perikanan mengutarakan harapannya agar kebijakan jangka panjang itu akan terus dijaga agar kebijakan yang baik ini akan terus bisa memastikan sumber daya laut ini terus ada dan banyak, dan berkelanjutan.

Kurang lebih dua jam memberikan kuliah umum, Menteri Susi memaparkan langkah yang telah ditempuh KKP untuk mencapai tiga pilar utama pembangunan kelautan dan perikanan, yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.

“Hasil penelitian menunjukkan, dalam rentang 2003 hingga 2013 kami kehilangan hampir 50 persen nelayan kami. Mengapa? Karena hampir tidak ada lagi ikan. Saya mengalami sendiri sebelum saya menjadi menteri, saya berasal dari desa kecil di Pantai Selatan Jawa, di wilayah Laut Hindia. Pada tahun 1999 hingga 2000-an awal, nelayan masih bisa menangkap 10 ton, 20 ton ikan kakap merah, udang. Tapi tiba-tiba pada awal 2001 tangkapan mulai sedikit sedikit hingga hampir tak ada sama sekali,” sebutnya.

Menurut Menteri Susi, penyebab utama adalah diberikannya izin bagi nelayan kapal asing untuk menangkap ikan di perairan Indonesia oleh pemerintah mulai tahun 2001.

Berbagai kebijakan diterapkan untuk memerangi segala bentuk praktik illegal fishing salah satunya yaitu dengan kebijakan penenggelaman kapal. Dalam pemberantasan tersebut tak jarang juga terungkap berbagai kasus penyelundupan dan perbudakan manusia.

Upaya yang dilakukan pemerintah membuahkan hasil dengan berkurangnya praktik penangkapan ikan secara ilegal, yang ditandai dengan puluhan ribu kapal asing menghilang dari laut Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya