SOLOPOS.COM - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (empat dari kanan) sidak ke Proyek Penanganan Banjir Kota Solo Paket II di Jurug, Minggu (29/10/2017). (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Menteri PUPR meninjau proyek pengendalian banjir di kawasan Jurug, Solo.

Solopos.com, SOLO — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengapresiasi progres Proyek Penanganan Banjir Kota Solo Paket II di Jurug, Solo.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal itu ia sampaikan saat inspeksi mendadak ke lokasi proyek tersebut, Minggu (29/10/2017) siang. Basuki datang ke lokasi proyek di bawah Jembatan Jurug sekitar pukul 11.30 WIB. Ia kemudian menuju panggung tepat di timur parapet, dekat gardu pandang.

Ia melihat data pekerjaan yang dipampang di panggung itu. Lelaki berusia 62 tahun itu memuji kualitas beton pada parapet yang dikerjakan kontraktor.

“Kalau agendanya ya saya mau mengecek progres saja,” kata Basuki saat ditemui Solopos.com di sela-sela sidak.

Ia mengutarakan sudah mengecek dua paket pengendalian banjir lainnya di Kota Solo. Paket itu adalah Paket I di hilir Kali Pepe atau ruas sungai di wilayah Tirtonadi-Pintu Air Demangan dan Paket III atau hulu Kali Pepe di Bendung Karet Tirtonadi.

“Ini sudah lebih dari schedule, mudah-mudahan selesai,” kata dia mengomentari proyek di Jurug.

Selain menggelar sidak di Kota Solo, Basuki dan stafnya juga bertolak ke Gondang, Karanganyar. Ia ingin melihat bendungan di sana. “Itu juga dimonitor oleh Presiden. Kami akan selesaikan 2018. Mudah-mudahan selesai 2018,” kata dia.

Kepala Proyek Penanganan Banjir Kota Solo Paket II dari PT WIKA-APTA KSO, Eko S., memaparkan proyek yang ia kerjakan sudah terealisasi 67 persen. Realisasi tersebut lebih besar 15 persen dari target yang ditetapkan. Pengerjaan itu mencakup wilayah Kecamatan Jebres dan Kecamatan Pasar Kliwon.

“Dalam perencanaan, target yang harus dicapai hingga 27 Oktober 2017 adalah 52 persen. Kami sudah mengerjakan dengan persentase lebih tinggi dibanding target tersebut,” terangnya saat berbincang dengan Solopos.com di lokasi proyek, Minggu.

Ia menyatakan sesuai kontrak, proyek paket II itu harus berakhir pada November 2018. Namun, dia tak akan bersantai. Mereka berupaya mempercepat penggarapan parapet dan revetmen agar bisa selesai lebih dini.

“Di Jurug, tinggal 120 meter parapet yang belum selesai. Kami juga masih mengerjakan empat pintu air dan empat rumah pompa,” terangnya.

Parapet beton yang dibangun itu adalah upaya peningkatan kapasitas tanggul Bengawan Solo dari semula dapat menampung aliran sungai dengan kala ulang 10 tahun menjadi 50 tahun. Dari total parapet sepanjang 5.500 meter, kontraktor sudah menyelesaikan 3.400 meter.

Lebih lanjut, proyek yang menelan dana sekitar Rp200 miliar itu menggunakan pintu air manual. Saat kondisi permukaan air Bengawan Solo tinggi, pintu akan ditutup. Air dari Kota Solo akan dimasukkan ke sungai dengan dipompa.

“Di Jurug ini totalnya kan ada empat pompa. Tiga pompa berkapasitas 250 liter per detik dan satu pompa berkapasitas 500 liter per detik,” tutur dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya