SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, (tengah), menanam bibit empon-empon dan mengecek alat pertanian di sela-sela melaksanakan kunjungan kerja di Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (15/10/2020). (Istimewa/Dokumentasi Humas Pemkab Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menantang petani di Kabupaten Karanganyar untuk menjadi "petani korporasi" per 1.000 hektare (ha).

Syahrul menyampaikan hal itu saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (15/10/2020). Syahrul mengunjungi petani yang sudah menjalankan sistem pertanian terpadu atau integrated farming. Dia mengecek usaha salah satu petani di Dukuh Kanilan RT 003/RW 005, Desa Kragan, Willy Suratman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menjanjikan, Ide Bisnis di Bidang Pertanian Ini Bisa Datangkan Cuan

Secara garis besar, Willy memanfaatkan lahannya seluas 3.500 meter persegi untuk menanam pisang, membudidayakan ikan nila, ternak lalat hitam untuk pakan ikan, dan menanam empon-empon. Syahrul meninjau lokasi dan menanam bibit empon-empon. Dia melaksanakan kunker didampingi sejumlah direktur jenderal, Anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Nur Hamidah, Anggota DPD RI, Denty Eko Widi Pratiwi, dan lain-lain.

Ekspedisi Mudik 2024
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, (tengah), menanam bibit empon-empon dan mengecek alat pertanian di sela-sela melaksanakan kunjungan kerja di Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (15/10/2020). (Istimewa/Dokumentasi Humas Pemkab Karanganyar)
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, (tengah), menanam bibit empon-empon dan mengecek alat pertanian di sela-sela melaksanakan kunjungan kerja di Desa Kragan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (15/10/2020). (Istimewa/Dokumentasi Humas Pemkab Karanganyar)

Akselerasi Ketahanan Pangan

Syahrul menyampaikan mengapresiasi upaya salah satu petani di Karanganyar meningkatkan kesejahteraan. "Kami melihat akselerasi ketahanan pangan dan pertanian di Karanganyar. Saya kagum. Silakan dikembangkan ke petani lain," tutur dia.

Pada kesempatan itu, dia mencetuskan rencana membuat korporasi petani per 1.000 ha di Kabupaten Karanganyar. Bahkan, dia menantang Bupati Karanganyar, Juliyatmono, untuk mewujudkan rencana tersebut. Syahrul optimistis korporasi petani dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Mentan: Kawasan Food Estate Terapkan Teknologi Pertanian Modern

"Pendekatan baru, mengelompokkkan petani. Tetapi seluruh sistem harus dibenahi dulu dari hulu sampai hilir. Bibit, pupuk, obat-obatan, alat. Endingnya petani harus jual beras dan bukan gabah. Bulan depan [Karanganyar] mulai dijadikan klaster [per 1.000 ha] ya," ujar Syahrul saat memberikan sambutan.

Dia meminta Juliyatmono mengusulkan petani muda dan siap bekerja sebagai petani profesional. Kabupaten Karanganyar akan menjadi proyek percontohan korporasi petani klaster per 1.000 ha. Pilot project akan dilaksanakan selama empat bulan. Korporasi petani mengharuskan kelompok per 1.000 ha dikelola manajemen tertentu.

"Gubernur Jateng, dirjen, dan Pemkab Karanganyar buat konsep, rencana bisnis dari hulu ke hilir. Dimulai dari pengolahan tanpa mengabaikan petani tetapi tetap mengenalkan teknologi. Varietas yang dipakai adalah hasil riset litbang, pupuk bagus, intervensi budidaya, penyiangan, mengendalikan hama. Terakhir, pascapanen," jelas dia.

Selesaikan Persoalan Pupuk

Disinggung tentang pupuk, Syahrul meminta dirjen Kementerian Pertanian menyelesaikan persoalan tersebut. Dia mengungkapkan alasan Kementerian Pertanian getol mendorong petani mengembangkan usaha pertanian. Salah satunya adalah sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak jatuh dihantam pandemi Covid-19.

Asyik, Insentif 111 Penyuluh Pertanian di Karanganyar Diwacanakan Naik 4 Kali Lipat

"Kalau mau desa baik, kecamatan sejahtera, ekonomi daerah baik ya lewat pertanian. Pertanian menyumbang ke negara 16,4%. [Sektor] yang lain minus. Bahkan ekspor [pertanian] dari Januari ke Juli mencapai Rp250 triliun. Agustus itu ekspor Rp30 triliun," ujarnya memaparkan data.

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyampaikan optimistis mampu menjawab tantangan Menteri Pertanian untuk mengelompokkan petani per 1.000 ha.

Secara lahan, Juliyatmono menyebut lahan pertanian di Kabupaten Karanganyar luas. Bahkan, dia mengklaim Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu penyangga pangan nasional. Kabupaten Karanganyar surplus beras 150.000 ton per tahun.

"Kami siap karena lahan di Karanganyar lebih dari cukup. Kami mengajak kelompok tani bersatu dalam satu manajemen supaya produktivitas tinggi. Ketersediaan dipastikan, mulai dari bibit, pupuk, obat-obatan, alat. Ada intervensi pemerintah. Intinya petani tidak perlu lagi menjual hasil panen ke tengkulak," tutur dia saat berbincang dengan wartawan seusai menerima kunker Menteri Pertanian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya