SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, TEHERAN--Menteri Telekomunikasi Iran Mahmoud Vaezi, Senin, menolak setiap rencana resmi untuk melegalkan Facebook dan Twitter, meskipun Presiden Hassan Rouhani berjanji untuk mengurangi sensor dalam jaringan, menurut kantor berita ISNA.

“Larangan pada jaringan seperti Facebook dan Twitter tidak seharusnya dicabut,” kata Vaezi .

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Teheran memblokir akses untuk Twitter, Facebook, YouTube dan banyak laman lainnya, termasuk blog dan laman pornografi, saat pemerintah mencoba untuk mencegah rakyat Iran berselancar melihat laman-laman dengan konten yang dinilai pihak berwenang merusak rezim Islam , atau tidak bermoral.

Pihak berwenang memberi beberapa perusahaan swasta atau perusahaan milik negara sebuah “VPN nasional” yang memungkinkan mereka untuk mengakses ke Internet global.

Ekspedisi Mudik 2024

Meskipun dilarang, Facebook dan akun Twitter berafiliasi dengan beberapa pejabat Iran .

Ketika ditanya tentang para pejabat ini, Vaezi hanya menjawab, “Anda harus bertanya pada mereka”.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei diyakini memiliki laman Facebook.

Ada juga akun Twitter atas nama Rouhani, meskipun salah satu penasihatnya mengatakan itu bukan akun pribadinya.

Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif memiliki akun di Facebook dan Twitter.

Dia secara teratur memperbarui halaman Facebook-nya, tempat dia memposting dalam bahasa Persia dan kadang-kadang berinteraksi dengan lebih dari 400 ribu jejaringnya. Dia juga mengunggah pesan dalam

Bahasa Inggris di akun Twitternya.

Pada awal Oktober, pendiri Twitter Jack Dorsey bertanya kepada Rouhani, “Apakah rakyat Iran mampu membaca kicauan Anda?”

Akun Rouhani menjawab bahwa presiden akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa rakyat Iran akan dapat secara “nyaman” “mengakses semua informasi secara global karena itu hak mereka ” .

Dalam sebuah wawancara dengan CNN yang ditayangkan pada tanggal 25 September , Rouhani mengatakan ia berencana untuk mengurangi pembatasan hingga ” batas (tertentu) semacam kerangka moral yang kita miliki untuk diri kita sendiri … kita dapat mengakses situs-situs jaringan sosial ini”.

Pada 17 Septembe , dua jaringan itu dapat diakses secara singkat, tetapi kemudian para pejabat Iran menjelaskan hal itu karena “kesalahan teknis”.

Menurut angka resmi, dari total populasi Iran sebanyak 75 juta orang, lebih dari 30 juta orang menggunakan internet, demikian AFP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya