SOLOPOS.COM - Menteri ESDM, Arifin Tasrif, saat menerima anugerah konservasi dari Unnes di Kampus Unnes, Gunungpati, Kota Semarang, Kamis (8/6/2023). (Dok Unnes)

Solopos.com, SEMARANG — Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof S Martono, akhirnya buka suara terkait pemberian anugerah konservasi kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. Pemberian anugerah ini sempat membuat heboh kalangan mahasiswa yang tergabung dalam BEM KM Unnes hingga memberikan kartu merah kepada Menteri ESDM saat pemberian anugerah di Gedung Auditorium Unnes, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (8/6/2023).

Rektor Unnes menilai Menteri ESDM sangat layak mendapatkan anugerah konservasi itu. Ia menilai Menteri ESDM Arifin Tasrif telah menunjukkan komitmen dalam sumber daya baru dan terbarukan.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Beliau telah memperlihatkan komitmennya terhadap pemeliharaan lingkungan. Apalagi juga pemanfaatan sumber daya yang baru. Jadi itu sangat sesuai dengan misi kita yang konservasi,” kata Martono seusai pemberian gelar tersebut.

Berkat aturan yang dibuat Arifin, terang Martono, negara Indonesia kini memiliki kebijakan untuk mengekspor energi berupa bahan baku yang sudah jadi. Oleh karenanya, ia pun menilai tidak masalah jika Arifin Tasrif mendapat gelar kehormatan dari Unnes di bidang konservasi mengingat perannya yang turut mengawal proses optimalisasi energi di Indonesia.

“Dia paling konsisten membikin aturan harus pakai bahan jaadi. bikin aturan harus pakai bahan jadi. Dan mengawal optimalisasi energi di Indonesia sehingga tidak lagi ekspor energi bahan mentah,” nilainya.

Lebih lanjut, pemberian gelar kehormatan tersebut juga diklaim mendapat respons positif dari Menteri ESDM. “Mereka menyambut baik dan tidak ada pembicaraan yang panjang. Begitu kami sowan, tujuannya ini [pemberian anugerah konservasi], beliau langsung ya,” ujarnya.

Salah Sasaran

Diberitakan sebelumnya, mahasiswa Unnes yang tergabung dalam BEM KM Unnes memprotes pemberian anugerah konservasi kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif. Protes itu ditujukan dengan pemberian kartu merah kepada Menteri ESDM saat berada di Gedung Auditorium Unnes untuk menerima penghargaan itu.

Ketua BEM KM Unnes, Fajar Rahmat Sidik, dalam siaran pers dan jumpa pers secara daring, menyebut pemberian anugerah konservasi kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif itu tidak tepat atau salah sasaran. Hal itu menyusul kebijakan Kementerian ESDM yang hingga kini masih memberikan izin pembukaan konsesi pertambangan dan berpotensi merusak lingkungan.

“Pemberian gelar anugerah konservasi kepada Arifin Tasrif adalah sebuah bentuk pengingkaran atas prinsip konservasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Fajar mengaku sebenarnya ingin berdialog dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif terkait permasalahan lingkungan yang disebabkan maraknya pertambangan. Namun, ia mengaku mendapat perlakuan represif dari pihak kampus saat hendak menyuarakan aspirasinya.

“Kami ditarik-tarik dan disuruh keluar dari ruang auditorium. Padahal, kalau melihat gestur dari Pak Menteri sebenarnya dia juga ingin berdialog dengan kami,” ujarnya.

Sementara itu, anggota lain BEM KM Unnes, Adib Saifin, mengaku kecewa dengan kampusnya yang memberikan anugerah konservasi kepada Menteri ESDM. Hal itu pun dianggapnya tidak mencerminkan sikap Unnes yang selalu mengusung slogan Kampus Konservasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya