SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Foto: Detikcom)

Ilustrasi (Foto: Detikcom)

Jakarta (Solopos.com)–Pemerintah berencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL) tahun depan sebesar 10-15% untuk menekan anggaran subsidi. Namun kenaikan TDL bisa ditunda jika PT PLN (Persero) melakukan efisiensi dengan signifikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini disampaikan oleh Menteri BUMN, Mustafa Abubakar ketika ditemui di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (26/5/2011).

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya kemarin bertemu PLN untuk rencana TDL untuk kemungkinan naik atau efisiensi atau penggunaan gas atau konversi BBM ke gas jadi dapat lebih murah dan sebagainya,” tutur Mustafa.

Mustafa mengatakan jika memang pemerintah terpaksa menaikkan TDL, maka PLN harus terus meningkatkan pelayanannya lebih baik lagi. “Pelayanan harus leih baik, biaya murah, efisiensi tinggi, loss rendah. Kita harapkan begitu,” imbuhnya.

Diakui Mustafa, memang saat ini PLN sedang kekurangan pasokan yang merupakan kunci untuk menekan biaya produksi listrik. “Kalau tersedia gas cukup kita jauh bisa tekan biaya produksi listrik, ini yang sekarang kita lihat,” jelas Mustafa.

Untuk mengamankan pasokan gas ke PLN, Mustafa telah berbicara dengan BP Migas dan Dirjen Migas Kementerian ESDM agar PLN mendapat alokasi gas yang cukup.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan PLN membutuhkan pasokan gas yang cukup. Sayangnya, pasokan gas PLN dari dalam negeri tersendat dan akhirnya perusahaan listrik ini terpaksa mengimpor dari Iran.

Karena itu, Dahlan pun melakukan penjajakan impor gas dengan beberapa negara seperti Iran. Dikatakan Dahlan, saat ini biaya pokok produksi listrik PLN mencapai Rp 1.010/kwh, dengan penggunaan gas, biaya ini bisa turun menjadi Rp 900/kwh.

Karena itu, PLN sangat memerlukan gas untuk pembangkit listriknya. Namun sampai sekarang belum ada kepastian soal pasokan gas di dalam negeri. Iran baru bisa memasok gas untuk PLN pada 2013 dengan kapasitas awal 750 MMSCFD.

Selain Iran, PLN juga menjajaki impor gas dari Qatar dan Australia. Namun menurut Dahlan, harga gas dari Iran lebih murah.

(Detikcom/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya