SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (angkat tangan) di lokasi food estate di Provinsi Kalimantan Tengah. (Istimewa/Kementan)

Solopos.com, PULANG PISAU — Dalam rangka upaya penyediaan tambahan stok pangan nasional dan mengantisipasi dampak pandemik Covid-19, saat ini pemerintah melakukan upaya terobosan melalui pengembangan kawasan lumbung pangan (food estate). Salah satu lokasi pengembangan dilakukan di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kawasan pengembangan food estate di Provinsi Kalteng akan dijadikan sebagai lahan percontohan dengan penerapan penggunaan teknologi pertanian modern. Sehingga budidaya pertaniannya berbeda dari cara tradisional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hari ini Bapak Presiden hadir di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah untuk melihat progres pengerjaan food estate yang kita rencanakan hadir di Kalimantan Tengah ini,”ujar Mentan Syahrul saat diwawancarai seusai mendampingi Presiden Jokowi meninjau progres food estate. Tepatnya di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kamis (8/10/2020).

Mentan menambahkan dalam pengembangan kawasan food estate di Provinsi Kalteng akan di bangun model bisnis berbasis korporasi pertanian. Di mana nantinya akan dilakukan pengembangan lumbung pangan secara terintegrasi. Mencakup berbagai komoditas seperti tanaman pangan, perkebunan, hortikultura bahkan peternakan di suatu kawasan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Bapak Presiden bahkan sedikit menekankan bahwa rakyat [petani] nantinya jangan jual gabah lagi harus jual beras. Artinya semua harus hilirisasi dan industrinya harus dirancang dengan baik,”ucap Mentan.

Presiden Jokowi Tinjau Percontohan Kawasan Food Estate Kalteng

Komponen Teknologi

Mentan juga menambahkan bahwa dalam proyek lintas kementerian ini penerapan mekanisasi serta teknologi pertanian diharapkan dapat mengoptimalkan rawa menjadi lahan pertanian produktif dan meningkatkan produksi pertanian.

Disana, kelompok tani akan menggarap lahan seluas 100 ha. Sehingga nantinya lahan per 1000 ha akan di garap oleh gabungan kelompok tani ( Gapoktan). Kemudian ada korporasi yang lebih besar lagi untuk 10.000 ha.

“Begitu banyak koreksi selama dilapangan. Kami [lintas kementerian] secara serentak akan turun tetapi pemerintah daerah dan masyarakat Kalimantan Tengah serta para bupati tentu akan menjadi utama dalam penanganan pangan yang ada,”tutur Syahrul.

Peninjauan lokasi food estate di Provinsi Kalimantan Tengah. (Istimewa/Kementan)

Terpisah, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Sarwo Edhy mengatakan pengembangan kawasan food estate Kalteng dilakukan dengan teknologi optimalisasi lahan rawa secara intensif guna meningkatkan produk dan indeks pertanaman(IP).

Ubah Mindset Petani

Komponen teknologi dengan sebutan “Rawa Intensif, Super dan Aktual” (RAISA). Yakni dengan menggunakan varietas unggul baru (VUB) potensi hasil tinggi, pengelolahan lahan, dan tata air mikro ( TAM) pembenah tanah. Serta pemupukan berimbang, pengendalian OPT terpadu, dan mekanisasi pertanian.

Lagi, Petani Milenial di Pasuruan Sukses Bisnis Kopi

“Food Estate merupakan budidaya yang multikomunitas. Jadi para petani tidak hanya menanam padi bisa menanam komoditas lain. Yakni hortikultura, tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Seperti tanam jeruk, pisang yang bisa di tanam di pinggir sawah,”kata Sarwo.

Sarwo mengatakan untuk pengembangan food estate di Provinsi Kalteng dengan lahan percontohan seluas 30.000 ha yang akan di garap tahun 2020. Di mana lahan seluas 10.000 ha berada di kabupaten pulang pisau dan lahan seluas 20.000 ha berada di kabupaten kapuas.

“Lahan ini lahan intensifikasi artinya jaringan irigasi nya sudah baik. Baik itu irigasi primer, irigasi sekunder maupun irigasi tersier. Itu yang kita optimalkan di 2020 ini seluas 30000 hektare,” ucap Sarwo.

Sarana alat mesin pertanian pun disediakan dengan total mencapai 1.232 unit. Terdiri dari traktor roda 2, traktor roda 4 dan transplanter. Selain itu, teknologi drone juga dihadirkan untuk menanam dengan sistem tabur.

Ketersediaan sarana produksi untuk 30.000 ha pada tahun 2020 ini pun terpenuhi. Yakni terdiri dari dolomit 1 ton per hektar, herbisada 4 liter per hektare, pupuk hayati 4 liter per hektare, urea 200 kg per hektar, NPK 200 kg per hektare. Ketersediaan benih pun tercukupi meliputi benih padi, benih hortikultura (jeruk, kelengkeng, durian dan cabai), kelapa genjah, itik dan kandangnya.

“Dengan percontohan ini yang sudah kita buat, kita mendorong para petani kita untuk mengubah mindset dari pola bertani tradisional ke pola bertani secara modern tentunya dengan menggunakan mekanisasi,” tandas Sarwo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya