SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, melakukan panen raya padi di Desa Tambakrejo, Kecamatan Duduk Sampean, Kabupaten Gresik, Jumat (12/3/2021). (Istimewa/Kementan)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi siap memecahkan persoalan para peternak mandiri yang mengalami kesulitan pakan akibat pandemi Covid 19 berkepanjangan.

Salah satu solusi yang bakal dilakukan dari kolaborasi Mentan dan Mendag adalah distribusi pakan. Yakni mendekatkan distribusi pakan ternak khusus jagung dari sejumlah sentra di wilayah produksi lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sesuai petunjuk Bapak Presiden, kita akan melakukan langkah cepat pada pekan ini agar kebutuhan jagung. Khususnya di tiga tempat yang bersoal, yakni Klaten Blitar dan Lampung bisa tertangani dengan harga yang sangat normatif. Kalau perlu menggunakan subsidi-subsidi tertentu,” ujar Mentan Syahrul Yasin Limpo, Rabu (15/9/2021).

Baca juga: Mampu Turunkan Kasus dalam 2 Minggu, Penanganan Covid-19 Indonesia Diakui Dunia

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu, Mentan Syahrul berjanji akan menambah lebih banyak sentra pakan khusus jagung pada daerah yang memiliki basis peternakan. Selanjutnya melakukan penjagaan dan stabilitas harga agar tetap dalam kendali. Serta memperbaiki regulasi dan aturan yang bisa melindungi peternak.

“Saya diperintahkan bersama Mendag untuk membangun regulasi bersama. Sehingga nantinya ada kepastian ketika terjadi apa-apa. Kemudiam perintah Bapak Presiden juga adalah membuat industri yang terkait dengan tepung dan telur,” katanya.

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo menerima perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan dan Peternak Ayam Petelur, pada Rabu (15/9) di Istana Negara, Jakarta. Dalam pertemuan ini, Presiden didampingi Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Mendag Muhammad Lutfi.

Baca juga: Hasil Menjanjikan, Presiden Jokowi Minta Porang Tak Diekspor dalam Bentuk Mentah

Mentan Syahrul Soal Pakan Ternak

Adapun pembicaraan antara Presiden dan peternakan dikatakan Mentan Syahrul mencakup tiga hal. Diantaranya terkait budidaya dan bibit, kemudian pakan dan jagung serta membicarakan harga yang dinilai cukup rendah.

“Kira-kira tiga hal itu yang dibicarakan dan menjadi keluh kesah mereka [peternak],” katanya.

Menteri Perdagangan, Muhammad Luthfi mengatakan bahwa saat ini terjadi ketidakseimbangan dalam industri perunggasan. Salah satunya adalah kenaikan harga jagung dan gandum sebagai pakan ternak utama.

“Ini menyebabkan ongkos daripada produksi petani atau peternak layer dan broiler ini menjadi sangat tinggi, disisi lain akibat pandemi covid ini harga kebutuhan menurun dan menyebabkan terjadi delta yang besar,” katanya.

Baca juga: Mentan Syahrul: Ini Saatnya Jajaran Kementan Jadi Pahlawan Pangan Bagi Rakyat

Oleh sebab itu, kata Lutfi, baik Mendag maupun Mentan Syahrul dalam waktu dekat ini akan menyelaraskan persoalan ini secara cepat dan cermat. Terutama untuk memastikan keterjangkauan harga serta memastikan fungsi daging dan telur dalam keadaan baik. Sehingga mampu memperbaiki gizi masyarakat.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini Kemendag dan Kementan segera membuat terobosan yang bisa menyeimbangkan sektor perunggasan,” katanya.

Salah satu perwakilan peternak, Suroto mengaku bersyukur karena pemerintah merespon dan mendengarkan keluh kesah para peternak. Ia berharap Presiden mampu memecahkan persoalan yang ada dan memberikan solusi yang terbaik.

“Kemarin pagi, pukul 08.00 WIB, jadi mendadak, kita nggak tahu, kaget. Ini pasti bohong, ini pasti bohong. Lah iya [ternyata] betul [diundang Presiden],” tutupnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya