Solopos.com, SRAGEN — Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mengunjungi rumah salah seorang warga di Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada Minggu (15/5/2022).
Mobil Toyota Alpard warna hitam berpelat nomor RI 39 berhenti tepat di depan rumah A, 40. Dia ditemukan meninggal diduga bunuh diri bersama anaknya, SL, 5, beberapa waktu lalu.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Perempuan berhijab itu mengunjungi rumah berinding papan di kampung itu. Garis polisi masih terpasang di ruang depan rumah berlantai plester. Lantai plester itu pecah di beberapa lokasi.
Ada empat kursi yang ditata berhadap-hadapan di sisi lain ruangan. Ada putri sulung A yakni FL duduk didampingi neneknya, SR, 64, asal Kecamatan Sambungmacan, Sragen.
Risma duduk di hadapan FL. Ia didampingi legislator DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto.
Baca Juga : Sehari 3 Warga Sragen Ditemukan Gantung Diri, Ini Dugaan Pemicunya
Risma meminta keluarga menghubungi istri A yang bekerja menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura. Risma terhubung dengan NDL, 34, melalui video call.
“Assalamualaikum, Ibu. Saya Risma, Menteri Sosial. Ibu, saya berharap Ibu bisa pulang, ya. Ibu tidak usah khawatir. Saya lunasi semua. Saya sudah tahu. Jangan nangis. Saya selesaikan semuanya,” kata Risma.
“Ibu harus kuat demi FL. Ibu harus kuat, ya. Saya akan urus dengan Kementerian Luar Negeri. Kalau memang ada yang belum selesai, masalah tanggungan biar saya selesaikan. Nanti saya bantu carikan kerja. Ibu bisa bekerja dengan saya,” ujar Risma saat berbincang dengan NDL lewat panggilan video.
Baca Juga : 3 Kasus Bunuh Diri Dalam Sehari di Sragen Tampar Muka Pemerintah
Masalah Tenaga Kerja
Risma ingin berkomunikasi dengan majikan NDL di Singapura. Namun, majikan NDL tidak mau.
Risma titip pesan permintaan maaf karena ada wanprestasi dalam menyelesaikan pekerjaan. Risma mengungkapkan kondisi ini bukan kehendak siapa-siapa tetapi takdir Tuhan.
“Saya meminta Ibu pulang karena Ibu jadi orang tua tunggal. Harus merawat putri Ibu. Untuk tanggungan semuanya akan saya selesaikan,” ungkapnya.
Risma menyampaikan bersedia membayar uang yang sudah dibayarkan majikan NDL ke biro jasa. Tak hanya itu, ia juga akan menyelesaikan hak biro jasa.
Baca Juga : 5 Kasus Bunuh Diri di Sragen Selama Januari-Mei, 2 Kasus Libatkan Anak
Mensos akan membuat surat tertulis dan dikirimkan lewat faximile ke Kedutaan Indonesia di Singapura.
Setelah menutup sambungan telepon, Risma berkomunikasi dengan FL. Ia berpesan agar FL harus tetap sekolah.
Siswa Berprestasi
Risma memberikan hadiah untuk FL berupa laptop yang bisa digunakan untuk belajar. Mensos juga menyiapkan beasiswa untuk FL.
“FL harus semangat dan kuat. Tidak boleh menyerah. Harus juara satu terus ya. Kalau ada teman kamu yang ngomong macam-macam enggak usah didengerin. Bisa kan? Harus kuat, semangat ya,” pintanya halus.
Baca Juga : Pertama Kali, Kemensos Santuni Keluarga Korban Bunuh Diri di Sragen
Mendengar permintaan itu, FL yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) hanya menganggukan kepala.
Risma meminta legislator DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto, ikut memperhatikan pendidikan FL. Risma tidak menyoal FL akan tinggal di tempat nenek atau rumahnya, lanjut Risma, hal terpenting FL bisa sekolah sesuai keinginan karena dia siswa berprestasi.
“Saya baru menerima laporan assemen tentang kasus di Sragen ini semalam. Kemudian saya putuskan hari ini datang ke sini. Yang pertama, saya memastikan bisa berkomunikasi dengan ibunya FL yang kerja di luar negeri supaya mau pulang. Ada risiko kepulangan itu saya akan bantu menyelesaikan beban biaya itu,” jelasnya.
Risma menyatakan Kemensos berusaha membantu ibu FL agar mau bekerja di Balai Kemensos di Solo. Kalau ibunya FLAS tidak mau, Risma akan memberi bantuan modal wirausaha. “Yang jelas saya akan menyelamatkan FL dulu supaya tetap sekolah.”
Baca Juga : Mensos Diminta Jamin Pendidikan Anak Korban Bunuh Diri di Sragen
Peringatan: Bunuh diri bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tekanan dan muncul pikiran untuk bunuh diri, segeralah hubungi hotline bunuh diri Indonesia melalui nomor 1119 (ekstensi 8) atau hotline kesehatan jiwa Kemenkes di nomor 021-500-454.