SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Muhammad Nasir mengingatkan soal pentingnya publikasi internasional

Harianjogja.com, SLEMAN – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Muhammad Nasir mengingatkan soal pentingnya publikasi internasional dalam orasi ilmiah Dies Natalis Universitas Aisyiyah (Unisa) ke-1 dan ke-26 sebagai perguruan tinggi Aisyiyah sejak berstatus akademi dan sekolah tinggi di Kampus Unisa, Gamping, Sleman, Senin (6/11/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Para dosen didorong untuk menghasilkan karya tulis ilmiah sebagai salah satu tolok ukur kualitas sebuah perguruan tinggi.

Muhammad Nasir menjelaskan, pada 2014 Indonesia hanya memiliki 4.200 publikasi internasional, namun saat ini terus meningkat. Pada 2015 menjadi 5.250 publikasi, namun ketika itu Thailand sudah berada di angka 12.000 publikasi.

Dengan jumlah guru besar yang mencapai 5.200 dan Lektor Kepala tercatat 29.000 digenjot untuk melakukan penelitian dan menghasilkan publikasi internasional. Sehingga pada 2016 Indonesia mencapai 11.900 publikasi internasional, kemudian per 31 Oktober 2017 publikasi internasional di Indonesia mencapai 13.217 publikasi.

“Salah satu indikator bahwa perguruan tinggi bereputasi adalah masalah publikasi selain komponen sumber daya dan lainnya. Tetapi bukan publikasi tingkat nasional tetapi, tingkat dunia, inilah yang harus kita dorong, perguruan tinggi alhamdulillah sudah mulai bergairah. Termasuk Jogja peningkatannya luar biasa,” ungkap Nasir, Senin (6/11/2017).

Ia juga meminta agar akademisi membuat publikasi dengan mengedepankan keaslian karya ilmiahnya dan tidak melakukan plagiasi karena itu kaitannya dengan moral. “Kemarin yang mengaku ahli dalam pesawat terbang, itu Dwi Hartanto, ini nggak bisa itu harus diberhentikan,” kata mantan Rektor Undip ini.

Selain itu, dalam pidatonya, Nasir juga mengingat beberapa hal, seperti masalah kelembagaan dan tenaga kerja di perguruan tinggi. Pihaknya berupaya mempermudah segala bentuk birokrasi termasuk perizinan.

Ia mempersilakan Unisa agar secepatnya membuka Program Magister Fisioterapi. Pihaknya selalu mengapresiasi perguruan tinggi yang memiliki inisiatif terhadap pengembangan sumber daya.

Apalagi prodi kesehatan seringkali masih lemah karena program magister yang relatif sedikit. Ia meyakini tanpa inovasi dengan berani membuka prodi, tidak mungkin perguruan tinggi akan bisa berkembang dengan cepat.

Rektor Unisa Jogja Warsiti menyatakan, saat ini Unisa telah memiliki 18 prodi dan telah mendapatkan akreditasi institusi dengan predikat B. Menurutnya, minat pendaftar Unisa grafiknya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Jika pada 2016 jumlah pendaftar yang ikut seleksi mencapai 4.000 orang dan lolos sekitar 1.500 mahasiswa. Kemudian pada 2017, tercatat 5.000 lebih pendaftar yang ikut seleksi, kemudian yang lolos seleksi mencapai 1.900 mahasiswa.

“Berdasarkan pelacakan kelulusan tahun 2016, waktu tunggu alumni untuk mendapatkan pekerjaan pertama kali adalah 2,04 bulan, dihitung dari waktu mendapatkan STR [surat tanda registrasi] alumni yang bekerja sesuai dengan bidang ilmunya mencapai 96.4%,” terangnya.

Dari sisi prestasi, kata dia, pada tahun akademik 2016/2017, tercatat 44 prestasi yang diraih mahasiswa dengan rincian 31 prestasi tingkat provinsi, 11 prestasi nasional dan dua prestasi skala internasional. Penelitian dan pengabdian masyarakat juga terus digenjot, pada 2015, ada 58 judul penelitian yang dihasilkan, pada 2016 sempat mengalami penurunan hanya 25 judul karena ada proses transisi dari STIKES menjadi Universitas. Namun pada 2019, penelitian yang dihasilkan mencapai 89 judul.

“Publikasi ilmiah yang dihasilkan sejak 2015 hingga 2017 mengalami peningkatan, pada 2017 ada 29 buku karya dosen serta lima karya dosen yang mendapatkan HAKI dari Kementrian Hukum dan HAM,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya