SOLOPOS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali memberikan paparan terkait naturalisasi pemain sepak bola dalam rapat bersama Komisi X DPR membahas pemberian kewarganegaraan Republik Indonesia kepada atlet sepak bola Shayne Elian Jay Pattynama di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (8/11/2022). (ANTARA/HO-Kemenpora)

Solopos.com, JAKARTAMenteri Pemuda dan Olahraga  (Menpora) Zainudin Amali menegaskan langkah naturalisasi kepada calon pemain tim nasional sepak bola merupakan kebutuhan jangka pendek sedangkan pembinaan adalah yang utama.Langkah naturalisasi itu menurut Menpora demi mempercepat prestasi Timnas Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Zainudin menanggapi proses naturalisasi pesepak bola Belanda Shayne Pattynama yang telah mendapat persetujuan dari Komisi X DPR RI, Selasa (8/11).

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Sebelum Shayne, PSSI juga telah mengajukan dua pemain asing, yakni Jordi Amat dan Sandy Walsh agar disetujui menjadi WNI. Keduanya kini tinggal menanti momen untuk mengucapkan sumpah sebagai WNI.

Baca Juga: Untuk Apa KLB PSSI

Ekspedisi Mudik 2024

Zainudin tak ingin naturalisasi menjadi satu-satunya opsi untuk meningkatkan prestasi timnas. PSSI, kata dia, tetap harus mengutamakan pembinaan atlet-atlet muda dalam negeri.

“Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan pemain-pemain seperti yang sudah kami naturalisasi dua orang [Jordi Amat dan Sandy Walsh] ditambah hari ini Shayne Elian Jay Pattynama. Tetapi sekali lagi, kita tetap bertumpu kepada pembinaan karena talenta kita tidak kurang, akademi-akademi di klub-klub itu juga melakukan pembinaan,” kata Menpora dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (8/11/2022).

“Jadi kita tidak mengandalkan naturalisasi. Naturalisasi adalah jangka pendek,” tandasnya.

Baca Juga: PSSI Mohon kepada Pemerintah Izinkan Liga 1 Bergulir Lagi

Politikus Partai Golkar itu tak menampik bahwa naturalisasi juga dibutuhkan karena ada kepentingan mendesak, salah satunya kebutuhan timnas senior untuk melakoni pertandingan-pertandingan FIFA Matchday maupun Piala AFF demi meningkatkan peringkat Indonesia.

Zainudin menuturkan dalam upaya mendukung pembinaan sepak bola usia dini, Presiden Joko Widodo bahkan pada Agustus lalu telah meluncurkan Papua Footbal Academy di Jayapura.

PFA merupakan sekolah bagi putra Papua dengan rentang usia 14 – 15 tahun untuk mengasah bakat dalam bidang olahraga khususnya sepak bola. Menurut Presiden, dalam akademi tersebut, anak-anak akan dilatih tentang kedisiplinan dengan latihan rutin yang didampingi oleh para pelatih dengan reputasi yang baik.

Baca Juga: Shayne Pattynama Mulai Jalani Proses Naturalisasi untuk Timnas Indonesia

“Itu adalah komitmen kami dengan PSSI. Bahkan sekarang sebagai wujud dari komitmen itu, untuk pembinaan usia dini PSSI dan Kemenpora bekerja sama melakukan kursus pelatih bagi mantan-mantan pemain tim nasional yang sekarang masih berlangsung di Bali,” kata Zainudin.

Melalui kursus itu diharapkan para pelatih dalam negeri bisa memiliki sertifikat C sehingga para pelatih tersebut mempunyai reputasi dan kemampuan mumpuni untuk bisa melatih anak-anak usia dini sebagai calon pemain sepak bola masa depan.

“Mudah-mudahan hasil yang kami hasilkan bersama ini akan membawa kemajuan untuk sepak bola Indonesia,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya