SOLOPOS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali. (Istimewa)

Solopos.com, MANADO — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, mengungkapkan tujuan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) adalah untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM), kebugaran masyarakat, dan prestasi olahraga.

“DBON ini tentu sekaligus menjadi kekuatan baru buat kita untuk membangun SDM kita, untuk membangun kebugaran masyarakat dan sekaligus menuju prestasi olahraga yang maju,” kata Menpora Amali seusai melakukan sosialisasi DBON di Hotel Sintesa Peninsula, Manado, Rabu (24/11/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Amali menambahkan DBON kini memiliki dasar hukum berupa Peraturan Presiden (Perpres) nomor 86 tahun 2021. Dalam Perpres DBON, ada masing-masing tugas yang diemban lintas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan olahraga sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

“Tadi saya memperdengarkan arahan Bapak Presiden itu yang menjadi awal lahirnya DBON ini. Saya ini hanya melaksanakan saja, Presiden yang memerintahkan kemudian kita mengerjakannya. Kemudian provinsi kita ajak, dan ini yang hadir kadispora kabupaten dan kota, Bappeda, karena nanti yang merencanakan di Bappeda,” katanya.

Baca juga: Menpora: MotoGp Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika Tetap Digelar

Untuk tugas-tugas lintas kementerian, Menpora Amali mencontohkan Kementerian PUPR akan menangani terkait pembangunan infrastruktur olahraga. Dia menyebut semua fasilitas olahraga yang terkait dengan pembangunan fisik akan ditangani kementerian PUPR sehingga PUPR menjadi anggota dari tim koordinasi tersebut.

Kurikulum Khusus Atlet

Disamping itu, ada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang menangani terkait kurikulum khusus untuk atlet-atlet di sekolah keolahragaan.

“Sebab tidak mungkin dia harus diberikan pelajaran secara reguler, kurikulum reguler, bisa dibayangkan kalau dia sama dengan siswa yang tidak atlet. Hari ini dia bertanding besok dia ujian pasti rusak dua-duanya. Karenanya kita sedang mendesain bagaimana atlet ini dia mempunyai kurikulum khusus. Sehingga secara akademik atau secara intelektual tetap terjaga,” jelasnya.

Selain itu, DBON juga mengatur terkait kesejahteraan para atlet. Dia mencontohkan, para atlet berprestasi diberi kesempatan untuk menjadi ASN di Kemenpora. Mereka tidak harus bekerja di kantor namun tetap berprofesi sebagai atlet atau pelatih dan statusnya PNS.

“Contoh Gresysia Polii itu ASN di tempat kami. Tapi kita tidak wajibkan dia mengantor sehari-hari. Silakan dia tetap berkarier sebagai atlet, ” katanya.

Baca juga: Liga 1 dan Liga 2 Bisa Ditonton di Stadion? Ini Jawaban Menpora

Selanjutnya, Panglima TNI dan Kapolri juga sudah membuka untuk mengangkat para atlet berprestasi menjadi anggotanya. Menpora menambahkan pemda-pemda juga punya perhatian seperti itu. “Ukurannya berprestasi bukan semua atlet. Kalau semuanya berapa juta orang, tidak mungkin,” katanya

Bukan hanya itu, Menpora Amali menjelaskan DBON juga mengatur bahwa hampir smua cabang olahraga memiliki bapak angkat atau penanggungjawab dalam pendanaan atau pembinaaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“BUMN yang sudah ditunjuk menjadi bapak angkat itu juga menyiapkan tempat pembinaan, karir pasca atau purna prestasi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya