SOLOPOS.COM - Area Wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dan sekitarnya yang akan dikembangkan mulai tahun ini. Foto diambil dari Wisata Watu Cenik, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (17/4/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI – Objek wisata Waduk Gajah Mungkur Wonogiri di Jawa Tengah menjadi salah satu daya tarik yang memesona. Pembangunan waduk untuk membendung sungai terpanjang di Pulau Jawa itu memiliki sejarah yang panjang.

Sebanyak 67.157 jiwa terpaksa ‘digusur’ dari tempat kelahirannya demi pembangunan Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Hal itu disampaikan Agus Tri Hari Mulyono yang pada 2012 lalu menjabat sebagai Kepala UPT setempat.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

Pembangunan waduk direncanakan mulai pada 1964 yang menenggelamkan 51 desa. Sekitar 12.157 kepala keluarga terusir dari tanah kelahiran mereka dan bertransmigrasi bedol desa ke Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatra Selatan.

Baca juga: 37 Desa Ditenggelamkan Demi Waduk Kedung Ombo

Sebanyak 51 desa di enam kecamatan di Wonogiri itu ditenggelamkan untuk pembangunan Bendungan Serbaguna Wonogiri. Pengorbanan mereka ditandai dengan Patung Bedol Desa tak jauh dari kawasan wisata waduk.

Waduk seluas 8.800 hektare dengan panjang 1.452 meter, tinggi 42 meter, dan volume 730 juta meter kubik. itu kemudian diberi nama Gajah Mungkur karena lokasinya terletak tidak jauh dari Pegunungan Gajah Mungkur di sebelah barat. Waduk ini direncanakan bisa berumur sampai 100 tahun. Namun, sedimentasi yang terjadi menyebabkan umur waduk ini diperkirakan tidak akan lama.

Waduk yang dikelola Pemerintah Daerah Wonogiri ini mampu mengairi sawah seluas 23.600 hektare di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Selain itu waduk tersebut berguna memasok air minum warga Wonogiri dan sekitarnya. Waduk ini juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt.

Pada saat ini pembangkit listrik PLTA ini dikelola oleh anak perusahaan PLN, yaitu PT. Indonesia Power Unit Mrica. Waduk Gajah Mungkur juga merupakan tempat rekreasi yang sangat indah dan menjadi pusat wisata di Wonogiri.

Baca juga: Dipastikan Aman, Pengemudi Perahu Wisata di WGM Wonogiri Punya Lisensi

Nostalgia

Saat musim kemarau tiba dan air mengering, di dasar waduk muncul konstruksi jembatan yang mengalir di atas genangan mirip sungai selebar 3 meter. Jembatan itu berada di perbatasan antara Kelurahan Wuryantoro dan Desa Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro.

Panjang jembatan yang oleh masyarakat setempat disebut Jembatan Pondok itu mencapai 20 meter.  Di ujung jembatan, membentang tanah yang beberapa bagiannya diyakini merupakan sisa permukiman sebuah desa di masa lampau.

Baca juga: Cucu Pertahankan Cita Rasa Kuliner Wonogiri Ayam Panggang Mbok Tiyem

Hamparan luas sawah dan aliran sungai di bawah jembatan menjadi pemandangan yang memiliki kesan tersendiri bagi warga di sekitar Waduk Gajah Mungkur Wonogiri.

Selain Jembatan Pondok, Dusun Betal Lawas di Kecamatan Nguntoronadi juga akan muncul saat air Waduk Gajah Mungkur mengering di musim kemarau. Pada saat itu Dusun Betal menjelma menjadi kota mati berisi sumur-sumur tua dan fondasi—fondasi bangunan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya