SOLOPOS.COM - Menteri Komunikasi dan Informatika Johny G. Plate (kedua dari kiri) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (ketiga dari kiri) dalam peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-88 secara daring, Kamis (1/4/2021). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johny G. Plate mengapresiasi penerapan Desa Cerdas di Desa Krandegan, Purworejo, dan Desa Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah.

Menurutnya, digitalisasi desa yang dilakukan patut menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia. Hal itu dikatakan Johny, seusai menghadiri peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-88, di Kota Solo, Kamis (1/4/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Didampingi Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo, dia mengapresiasi inovasi layanan yang dilakukan oleh kepala desa tersebut.

"Secara leadership Pak Gubernur Jawa Tengah bisa mendorong transformasi digital di daerah. Juga kami sampaikan apresiasi kepada bupati, dan wali kota serta kepala desa yang mengantarkan warganya menuju digitalisasi," ujarnya, saat temu daring seusai acara peringatan Harsiarnas di Auditorium Radio Republik Indonesia (RRI) Solo.

Baca Juga: Setahun Mati Suri, Pedagang Souvenir Museum Sangiran Tak Sabar Berjualan Lagi

Dengan contoh dari dua desa tersebut, Johny yakin desa-desa di Indonesia bisa memanfaatkan ruang digital bagi kesejahteraan warga.

"Krandegan dan Kemuning di Jawa Tengah menjadi contoh kesuksesan yang bisa membangun Desa Cerdas. Kecerdasan untuk digital pemerintahan ekonomi lingkungan hidup dan aplikasi lainnya. Ini sebagai contoh bagi 83.518 desa kelurahan di Indonesia," sebutnya.

Sementara itu, Kades Krandegan Dwinanto menyampaikan inovasi yang dilakukan di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Purworejo, di antaranya membuat toko daring dan ojek daring.

Selain itu, ada pula inovasi pasarjasa.id yang menyediakan jasa seperti pijat capai dan sebagainya. Saat ini telah ada ratusan orang yang menggunakan fasilitas ojek daring dengan platform tersebut.

Sedangkan Kades Kemuning Widadi Nur Widyoko mengungkapkan aparat di desanya sudah memanfaatkan digitalisasi untuk pelayanan dokumen kependudukan bagi warga, pengembangan wisata, dan pembelajaran daring.

Baca Juga: Libur Panjang, Objek Wisata di Karanganyar Diburu Pengunjung

Saat ini, sudah ada 400 orang pengguna aktif pelayanan digital desa. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga mengapresiasi inovasi di desa-desa tersebut.

Ia bahkan sudah menyempatkan diri hadir di desa-desa tersebut pada tahun lalu. "Salam untuk masyarakat yang telah hadir, jangan lupa tetap layani masyarakat dengan baik," pesan Ganjar.

Infrastruktur Desa Cerdas

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah Riena Retnaningrum mengatakan infrastruktur menuju provinsi cerdas telah disiapkan. Infrastruktur tersebut di antaranya payung hukum hingga konektivitas antarkabupaten dan kota.

"Pertama, kita punya payung hukum terkait Perda Provinsi Jawa Tengah Cerdas Nomor 11 tahun 2019. Kemudian, infrastruktur Pemprov Jateng sudah tersambung fiber optic kurang lebih 65 kilometer di seluruh jajaran kantor Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sebagai induk bangun digitalisasi," paparnya.

Selain itu, fiber optic metro sepanjang 500 kilometer juga telah tersambung ke 35 kabupaten/kota dan terintegrasi dengan provinsi. Dengan modal itu, pihaknya yakin bisa memenuhi visi misi dan program prioritas pemerintahan Ganjar-Yasin terkait reformasi birokrasi kabupaten kota berbasis teknologi informasi.

Baca Juga: Bupati-Wabup Blora Belajar Pengelolaan Sistem Resi Gudang ke Bupati Jekek

Terkait Desa Cerdas, Riena menyebut banyak desa di Jawa Tengah yang sudah mendayagunakan teknologi informasi. Di antarnaya Desa Sepakung di Kabupaten Semarang, Desa Belik di Kabupaten Pemalang, dan masih banyak lagi yang telah memanfaatkan teknologi informasi untuk literasi digital.

Riena berharap contoh-contoh Desa Cerdas tersebut bisa memacu pemerintah desa atau kelurahan berinovasi melayani warga. Hal itu didukung penganggaran melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Tujuannya adalah mempromosikan potensi wilayah melalui dunia digital.

"Dari 7.809 desa hampir semua berbasis digital. Pemerintah pusat juga telah membangun [infrastruktur] sehingga seperti disampaikan Pak Menteri, harapannya 2022 tak ada daerah blank spot. Pemerintah pusat akan integrasikan jaringan internet di seluruh provinsi di indonesia. Muaranya adalah pelayanan masyarakat yang lebih baik," pungkas Riena.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya