SOLOPOS.COM - Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, (istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku kebijakan mandatory biodiesel melalui campuran 30% atau (B30) sudah memperlihatkan manfaatnya untuk petani.

Airlangga menuturkan kebijakan ini membuat Indonesia justru tidak bergantung pada negara lain untuk menjual crude palm oil (CPO). Pada saat yang sama, kebijakan B30 justru membuat konsumsi sawit di dalam negeri meningkat. Hal ini berdampak pada keuntungan petani sawit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Akibat kebijakan B30, demand dalam negeri terjaga, petani menikmati hasil,” kata Menko Airlangga, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Rabu (18/8/2021).

Berdasarkan laporan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), petani mendapatkan harga tinggi untuk tandan buah sawit (TBS) mereka. Hal ini akibat kebijakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Januari 2021 kemarin.

Pemerintah melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) saat itu menyetujui usulan alokasi anggaran BPDPKS tahun 2021.

Yakni, pemenuhan target peremajaan sawit rakyat seluas 180 hektare dengan alokasi anggaran Rp 5,567 triliun. Airlangga yang juga Ketua Komite Pengarah BPDPKS ini menegaskan pemerintah mendukung program B30 dengan target alokasi penyauran sebesar 9,2 juta IKL.

Baca Juga: Kunjungi Klaten, Airlangga Hartarto Bagikan Daging Ayam dan Telur

“Dengan demikian target 23% bauran energi berasal dari Energi Baru Terbarukan [EBT] pada 2025,” ujarnya.

Ketua Umum DPP APKASINDO Gulat Manurung mengaku dalam sejarahnya Republik Indonesia berdiri, baru tahun ini petani menikmati manisnya harga TBS sawit. Ia menyebut dari 22 provinsi dan 136 kabupaten, harga TBS menunjukkan tren positif. “Ini kado terindah bagi petani sawit di Indonesia,” kata dia di sela HUT ke-76 RI, hari Selasa (17/8/2021).

Ia menambahkan biasanya harga TBS di bawah Rp1.000/kg di sejumlah provinsi. Namun, tahun ini rerata harga TBS berada di atas Rp1.000/kg. Misalnya, di Provinsi Banten, harga TBS sempat menembus Rp1.800/kg. Di Kalimantan Selatan, harga TBS juga menyentuh angka Rp2.100/kg berdasarkan penetapan provinsi. Sementara di Kalimantan Barat, penetapan harga TBS provinsi mencapai Rp2.542/kg.

Peremajaan Sawit Rakyat

Harga tinggi TBS juga ditunjukkan di Provinsi Jambi yang menyentuh angka Rp 2.620/kg pada periode 13-19 Agustus kemarin. Bahkan, di Riau dan Sumatra Utara, harga TBS mencapai masing-masing Rp2.730 dan Rp2.769 per kilogram.

Gulat menilai kebijakan pemerintah terkait petani kelapa sawit sangat tepat dan jitu. Antara lain, disahkannya UU Cipta Kerja menjadi gerbang hijau untuk keberlanjutan sawit Indonesia.

Selain itu, diterbitkannya PMK 76 Tahun 2021 dinilai mampu menyeimbangkan antara industri hulu dan hilir kelapa sawit. Program peremajaan sawit rakyat yang dikeluarkan Menko Perekonomian juga mampu mendorong petani meremajakan tanaman sawit berusia tua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya