SOLOPOS.COM - Sri Mulyani saat menyampaikan orasi ilmiah dalam sidang terbuka senat akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS), Jumat (11/3/2022). (Youtube UNS)

Solopos.com, SOLO — Menteri Keuangan Sri Mulyani menerima penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Bakti Upa Baksana dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Penghargaan ini diberikan pada Sidang Senat Terbuka dalam Dies Natalis ke-46 UNS di Surakarta, Jumat (11/3/2022).

UNS memberikan penghargaan dan tanda jasa di bidang kebijakan fiskal yang berkeadilan kepada Sri Mulyani dalam bentuk piagam dan lencana. Kerja keras dan berbagai kebijakan yang diambil Sri Mulyani untuk menyelamatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) selama pandemi Covid-19 membuatnya menjadi sosok yang pantas dalam mendapatkan penghargaan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dua tahun terakhir Ibu Sri memberikan kebijakan-kebijakan dan sangat bermanfaat bagi pengembangan UMKM sejak Maret 2020 lalu. Kebijakan yang dikeluarkan mendorong eksistensi dan keberadaan UMKM agar kuat di tengah pandemi,” ungkap Rektor UNS Profesor Jamal Wiwoho
Jumat (11/3/2022).]

Baca Juga: Didampingi Istri, Presiden Bakal Sambangi Dies Natalis Ke-46 UNS

Ekspedisi Mudik 2024

Selain menerima penghargaan, dalam acara tersebut Sri Mulyani juga diminta untuk melakukan orasi ilmiah di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi), jajaran rektorat UNS serta tamu undangan yang hadir.

Dalam orasi ilmiahnya, Sri Mulyani membahas berbagai kebijakan strategis yang telah dilakukan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 dan dampak ekonomi yang ditimbulkan, antara lain melalui penerbitan UU Nomor 2 tahun 2020, meluncurkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) serta Presidensi G20 Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani mengajak semua pihak untuk optimistis keluar dari krisis saat ini.

“Kita harus keluar dari krisi dengan prestasi, bukan biasa-biasa saja. Kita harus optimis bahwa badai akan berlalu,” papar Sri Mulyani saat menyampaikan orasi ilmiah dalam sidang terbuka senat akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS), Jumat (11/3/2022)..

Musibah pandemi datang tanpa salam sapa dan memporakporandakan dunia. “Pandemi Covid-19 adalah kejadian luar biasa, extra ordinary, sangat dahsyat. Semua negara berjuang mengendalikan pandemi termasuk Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Dies Natalis ke-46 UNS, Jokowi: Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Sri Mulyani menuturkan, pandemi Covid-19 memang telah memengaruhi banyak sektor, termasuk meningkatkan angka kemiskinan dan jumlah pengangguran. Namun program pemulihan ekonomi dan berbagai program pemerintah telah mampu meningkatkan kembali kesejahteraan masyarakat.

Pada 2021, ekonomi Indonesia juga kembali tumbuh positif di angka 3,69% setelah di tahun sebelumnya mengalami kontraksi 2,07%.

“Pemulihan ekonomi yang terjadi pada 2021 mampu mendorong tingkat penyerapan tenaga kerja yang cukup massif. Tercatat 2,6 juta lapangan kerja baru tercipta pada masa pemulihan ekonomi periode Agustus 2020 hingga Agustus 2021,” ujarnya.

Ditegaskan Menkeu, reformasi harus berjalan bersama proses recovery. Ia mengistilahkan, “besi lebih mudah dibentuk ketika panas.” Karenanya, agenda reformasi struktural tidak ditunda, justru diperkuat untuk membangun fondasi ekonomi makin kuat.

Baca Juga: Perjalanan Sejarah 46 Tahun UNS Solo, Berawal dari Gabungan PTN-PTS

“Reformasi dijalankan untuk menangani masalah fundamental, seperti penguatan kualitas sumber daya manusia, kemudahan berusaha, hilirisasi dan transformasi ekonomi. APBN adalah instrumen yang penting untuk pembangunan, dan menjaga Indonesia. Instrumen penting ini juga harus dijaga kesehatan dan kehandalannya, sehingga terus mampu menjadi solusi di dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan dan gejolak, serta ancaman krisis yang mungkin terjadi di masa depan,” kata Sri Mulyani.

Selain mendorong penyerapan tenaga kerja, pemulihan ekonomi dan berbagai program pemerintah juga mampu membawa tingkat kemiskinan kembali ke level single digit menjadi 9,7% pada September 2021 setelah sempat mengalami pemburukan pada 2020 karena pandemi. Begitupula dengan tingkat ketimpangan yang membaik pada level 0,381 per September 2021.

Di sisi lain, pemulihan ekonomi ini juga diikuti pemulihan kesehatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang berhasil mencatatkan kinerja positif pada 2021.

Baca Juga: Perjalanan Sejarah 46 Tahun UNS Solo, Berawal dari Gabungan PTN-PTS

“Penerimaan negara tumbuh sangat kuat, 21,6%. Belanja negara tumbuh hanya 7,4%. Dengan demikian, defisit APBN bisa ditekan pada level 4,65% dari PDB, padahal rancangan awal adalah 5,7% dari PDB,” paparnya.

Namun pemulihan ekonomi bukan proses yang mudah, banyak tantngan yang bisa menimbulkan guncangan dalam jalur pemulihan. Keadaan geopolitik yang memicu kenaikan harga ekstrem, dan ditambah disrupsi rantai pasok global mendorong inflasi global yang tinggi. Selain itu perubahan iklim adalah tantang yang harus dijawab secara dini dan teliti baik dari sisi teknologi, policy, dan keuangan.

“Indonesia telah terbukti selalu bisa memanfaatkan krisis sebagai momentum untuk melaksanakan reformasi. Kita harus keluar dari krisis dengan prestasi, bukan biasa-biasa saja. Kita harus optimis bahwa badai akan berlalu. Even the hardest of winters fears the spring. Meskipun musim dingin yang paling berat, akan takut dengan musim semi,” paparnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya