SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi: Risiko terkena kanker payudara bisa berkurang dengan menghindari sejumlah makanan tak sehat. (indianexpress.com)

Solopos.com, SOLO – Menkes Terawan Agus Putranto menyebut kanker payudara menyebabkan 22.000 kematian di Indonesia pada 2018. Angka itu terbilang cukup tinggi dan tidak boleh diabaikan begitu saja.

Kasubdit RS Pendidikan Direktorat Yankes rujukan Ditjen Pelayanan Kesehatan, Tengku Jumala Sari, mewakili Menteri Kesehatan mengatakan, kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang butuh biara tinggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pernyataan itu disampaikan dalam Diskusi Publik Akses Pelayanan Pengobatan Berkualitas bagi Pasien Kanker Payudara HER2 Positif yang digelar Indonesian Cancer Information & Support Center (CISC) di Perpustakaan Nasional Jakarta, Selasa (29/10/2019).

Diberitakan Antara, Tengku Jumala Sari mengatakan, kanker payudara dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hidup. Menurutnya, kanker HER2 Positif merupakan jenis kanker payudara positif terhadap protein yang meningkatkan pertumbuhan sel kanker.

Dengan demikian, kanker payudara HER2 Positif menjadi jenis kanker payudara yang lebih agresif dan cenderung kambuh kembali. Oleh karena itu, masyarakat diimbau melakukan deteksi dini kanker payudara. Khususnya terhadap kanker payudara HER2 Positif, mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan terapi yang memungkinkan harapan kesembuhan bagi pasien jika ditangani secara optimal sejak dini.

Selain itu, upaya pencegahan dan promotif terhadap penyakit serta upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian karena kanker juga perlu dilakukan seluruh pihak yang terkait. Dalam hal itu, Kemenkes telah menerbitkan beberapa regulasi guna menanggulangi penyakit kanker secara umum.

Mulai dari regulasi tentang fasilitas kesehatan, sistem rujukan, jaminan kesehatan, sumber daya manusia (SDM), kompetensi, tata kelola penyakit, serta regulasi tentang pengobatannya. "Tentu regulasi ini dibuat dengan tujuan untuk kepentingan masyarakat dan semua pihak yang terlibat di dalamnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya