Menjelang silaturahmi, mebel pun diganti

Selain mempersiapkan hati, momen Lebaran dipilih sebagian masyarakat untuk mengganti serta menata ulang perabotan rumah, seperti mebel ataupun furniture. Alasannya, Lebaran yang menjadi ajang slaturahmi harus disiapkan secara maksimal oleh tuan rumah, termasuk dalam hal-hal yang tampak secara fisik.

Realita ini semakin terbukti dengan meningkatnya permintaan mebel di beberapa toko di Jogja. Joko Sriyono, Marketing Asram Gallery, menuturkan, mendekati waktu Lebaran, penjualan mebel di galerinya mengalami peningkatan hingga 50% dibandingkan hari biasa.
 
“Jika hari biasa terjual dua hingga tiga set mebel, maka sejak sebulan sebelum Lebaran penjualan menjadi berkisar empat atau lima set,” ujarnya saat ditemui Harian Jogja di galerinya yang beralamat di Jalan Pandega Rini No.9, Rabu (10/8).

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Kebanyakan konsumen, lanjut dia, memilih untuk mengganti sofa ruang tamu, ruang keluarga, serta meja makan menjelang Lebaran. Hal ini disebabkan ruangan-ruangan tersebut menjadi sarana bertemunya para tamu.

Meskipun demikian, terdapat pula beberapa pembeli yang berniat untuk mengganti tempat tidurnya. Sebagian besar konsumen di galerinya merupakan orang luar kota yang memiliki rumah di Jogja dan menjadi tempat berkumpulnya keluarga.

Ia mengungkapkan, tipe mebel yang dipilih oleh mereka beragam, mulai dari mebel tipe klasik, semi klasik atau semi minimalis, dan minimalis, tergantung dari bentuk rumah yang dimiliki. Sehingga, Asram Gallery yang dikenal sebagai
produsen mebel klasik pun menerima pesanan mebel minimalis, sesuai dengan selera pelanggan.
 
“Tapi kami tetap tidak meninggalkan image awal galeri yang identik dengan mebel klasik, bahkan tak jarang desain yang kami berikan kepada pelanggan berupa gabungan tipe klasik dan minimalis,” tukas dia.

Perbedaan tipe klasik dan minimalis, lanjutnya, terletak pada sentuhan pembuatannya. Dalam tipe klasik bahan yang digunakan biasanya kayu jati dengan finishing melamik berupa doff, semi gloss, atau glossy. Sementara itu, untuk tipe minimalis menggunakan bahan playwood, seperti akasia, pinus, dan sebagainya.

Proses pembuatan keduanya pun berbeda, mebel jati membutuhkan waktu dua bulan, sedangkan mebel playwood hanya sebulan. Hal ini dikarenakan pengeringan kayu jati memakan waktu lebih lama sebelum diolah.
 
Joko menekankan, dalam pemasaran mebel-mebelnya, pihaknya lebih menekankan pada kualitas ketimbang harga yang murah.

“Segmentasi pasar kami memang kangan menengah ke atas, yang tidak memperhitungkan biaya yang dikeluarkan, selama mereka puas dan mendapatkan mebel sesuai dengan keinginannya,” jabarnya. Harga pasaran mebel klasik dipatok Rp4 juta hingga Rp40 juta, sedangkan mebel klasik berkisar Rp2,5 juta hingga Rp25 juta.
 
Sementara itu, Manajer Operasional Adex Interior Desain dan Furniture, Ari Estina Sulistyanti, menyebutkan, momen Lebaran juga diikuti dengan kenaikan permintaan mebel hingga 30%.
 
Namun, sambung dia, pada tahun ini pihaknya banyak menolak permintaan konsumen karena padatnya pesanan. Ia menguraikan proses pemesanan mebel di showroomnya tidak bisa instan, sebab memiliki tahapan berlapis, seperti, survei tepat tinggal, membuat desain, mengajukan desain, setelah itu barulah mebel diproses. Menurut dia, waktu banyak dihabiskan pada tahap konsultasi, sedangkan untuk pembuatannya hanya sekitar satu bulan.
 
Adex, kata dia, memiliki spesialisasi pembuatan mebel minimalis. “Saat ini, mebel minimalis tidak hanya digemari oleh keluarga muda, melainkan juga orangtua karena trennya memang sedang seperti ini,” imbuhnya. Adapun bahan yang digunakan ialah playwood dengan finishing melamin dan duco. Harga yang dipatok mulai dari Rp1,5 juta per satu seat sofa.(Wartawan Harian Jogja/Switzy Sabandar)

HARJO CETAK