SOLOPOS.COM - Ilustrasi provider Internet. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO–Pandemi Covid-19 yang mengguncang dunia termasuk di Indonesia telah memengaruhi berbagai sektor dan sendi kehidupan, baik kesehatan, ekonomi, pendidikan, hingga lifestlye warga bumi.

Namun di sisi lain, pandemi Covid-19 justru mendorong percepatan perkembangan dunia digital. Mengingat dengan adanya pembatasan sosial, masyarakat semakin masif memanfaatkan teknologi informasi untuk kegiatan sehari-hari mulai mulai dari komunikasi, bisnis, pendidikan, bahkan kesehatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan hasil riset Hootsuite dan We Are Sosial , dari total penduduk 274,9 juta orang, pengguna Internet Indonesia mencapai 73,7 persen.
Sementara untuk pengguna media sosial di Indonesia, laporan mencatat ada 170 juta orang hingga Januari 2021. Angka ini naik 10 juta orang atau 6,3 persen dari tahun lalu.

Tingginya pengguna Internet di Indonesia tampaknya juga sejalan dengan waktu yang dihabiskan. Riset mencatat, pengguna Internet di Indonesia rata-rata memerlukan waktu 8 jam 52 menit per hari. Sementara waktu rata-rata orang Indonesia dalam menggunakan media sosial membutuhkan waktu 3 jam 14 menit per harinya.

Baca Juga: Astra Serahkan Bantuan Oksigen untuk Indonesia

Perubahan Gaya Hidup

Riset yang sama juga mencatat rata-rata pengguna Internet di Indonesia berusia 29,9 tahun atau 30 tahun. Masyarakat Indonesia tampaknya juga sudah sangat familiar dalam menggunakan perangkat elektronik, yang didominasi dengan penggunaan smartphone. Riset mencatat 98,2 persen orang Indonesia telah menggunakan smartphone. Kemudian 74,7 persen masyarakat Indonesia tercatat memiliki perangkat laptop atau PC.

Peningkatan penggunaan Internet juga berpengaruh pada perubahan gaya hidup atau lifestyle masyarakat. Keterbatasan mobilitas membuat masyarakat lebih memilih bertransaksi jual beli secara digital atau online. Semakin banyak orang sekarang lebih memilih belanja online daripada offline karena alasan kenyamanan dan kesehatan. Fakta ini turut mendorong semakin banyaknya para penjual atau pedagang online dan mendorong berkembangnya banyak market place.

Alhasil, angka transaksi digital pun ikut terkerek. Menurut data dari Bank Indonesia (BI) belum lama ini, sejak pandemi nilai transaksi uang elektronik meningkat hingga 30,17 persen. Sedangkan transaksi perbankan digital banking meningkat volumenya bahkan sampai 60 persen.
Geliat perkembangan industri digital selanjutnya berpengaruh pada perkembangan semua lini ekonomi industri, termasuk industri kreatif dan industri riil, seperti bisnis retail dan makanan. Pada akhirnya akan terbentuklah ekosistem ekonomi digital yang menjadi fondasi kuat terbangunnya era ekonomi digital di negeri yang semakin kokoh.

Secara makro, perkembangan ekonomi digital dapat memberi dorongan besar bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Berdasarkan Startup Rangking.Com, hingga April 2021 setidaknya ada 2.229 startup di Indonesia. Posisi Indonesia berada di bawah, Amerika, India, UK, dan Kanada.

Baca Juga: Grup Astra Serahkan Bantuan Ambulans Ke BNPB, Bisa Percepat Mobilisasi Pasien Covid-19

Tantangan di Era Digital

Pertumbuhan ekonomi yang positif tentunya akan meningkatkan percepatan pembangunan dan menarik investor asing untuk melepas modalnya. Sedangkan dari sisi ekonomi mikro, akan mendorong pertumbuhan pelaku-pelaku ekonomi digital baru yang bersaing sehat berebut pasar dengan memberikan kualitas terbaik. Dunia usaha digital yang sehat dan kuat akan membantu percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun demikian, masih ada sejumlah tantangan yang harus diurai dan dicari jalan keluarnya secara bersama, baik oleh pemerintah Indonesia maupun berbagai pihak terkait dan berkepentingan . Yang paling utama adalah masih adanya kesenjangan atau ketidakmerataan layanan digital di negeri ini. Diketahui, saat ini masih ada 12.548 desa/kelurahan yang belum terjangkau jaringan 4G dari total 83.218 desa/kelurahan di seluruh Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate mengakui bahwa masih banyak wilayah yang menjadi blankspot atau belum tersentuh layanan 4G hingga kini. Selain itu, masalah lain yang menjadi tantangan kita adalah masih rendahnya literasi digital di Indonesia. Kemenkominfo menyebutkan kemampuan dan wawasan masyarakat Indonesia mengenai literasi digital atau kemampuan berdigitalisasi masih tergolong rendah.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan belum lama ini mengatakan bila mengacu pada indeks literasi digital dengan indikator angka 1 hingga 4, Indonesia mendapatkan hasil 3,17 yang mengartikan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.

Jakarta Globe pernah menyebutkan bahwa potensi ekonomi digital di Indonesia pada 2025 bisa mencapai US$133 miliar dollar. Namun tampaknya, kualitas infrastruktur dasar pembangunan masyarakat digital yang masih kalah dibandingkan negara lain, bahkan untuk tingkat Asean. Sebagai perbandingan, kecepatan internet di Indonesia saat ini duduk di peringkat 113 dunia, jauh di bawah negara Asean seperti Singapura (peringkat 14), Vietnam (peringkat 60), dan Thailand (peringkat 61).

Baca Juga: Dana Kelolaan Industri Reksadana Naik, Ini Kesempatan Bagi Investor Pemula untuk Berinvestasi

Meningkatkan Kualitas SDM

PR selanjutnya yang harus diselesaikan adalah masalah sumber daya manusia (SDM). Perkembangan industri digital di Indonesia balum diimbangi dengan kualitas maupun kuantitas SDM yang merupakan salah satu kunci peningkatan daya saing sektor industri di kancah global. Masih ada ketidaksinkronan antara kebutuhan SDM di industri dengan lulusan yang dihasilkan dari sektor pendidikan.

Tantangan selanjutnya adalah masalah regulasi yang tampak masih belum bisa mengimbangi cepatnya perubahan dan pertumbuhan teknologi . Memang pemerintah telah menunjukkan tren positif dalam hal penyusunan regulasi, namun di internal Pemerintah sendiri terdapat perbedaan perspektif dalam menanggapi inovasi digital.

Misalnya pemerintah memberikan karpet merah bagi sektor fintech dan e-commerce, namun masih agak gamang untuk memberi regulasi bagi sektor on-demand transportation khususnya para pemain baru. Hal-hal lain yang juga butuh perhatian adalah masalah penyebaran hoaks, perlindungan data konsumen, keamanan transaksi, maraknya investasi ilegal dan isu-isu lain yang masuk dalam ranah cyber security.

Namun tampaknya pemerintah, dalam hal ini Kemenkominfo sudah berada di jalur yang benar dengan usaha-usaha yang dilakukannya. Kemenkominfo menargetkan Indonesia terkoneksi dengan membangun infrastruktur telekomunikasi merata di seluruh Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam mewujudkan Indonesia Semakin Terkoneksi Semakin Maju, pihaknya bertekad mewujukan tersedianya bandwidth cukup besar, jaringan infrastruktur, dan manajemen sistem yang bagus agar pemanfaatannya optimal dan maksimal.

Pihaknya menargetkan penyelesaian pembangunan Base Transceiver Station (BTS) untuk sinyal 4G di seluruh Indonesia pada tahun 2022.
Langkah ini patut diapresiasi dan dinanti. Pemerintah punya tugas untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia di wilayah NKRI mendapatkan akses dan layanan telekomunikasi termasuk Internet yang sama. Selain itu peningkatan literasi digital bagi seluruh masyarakat perlu digenjot lagi sejalan dengan penetrasi layanan dan perbaikan infrastruktur digital.

Seiring sejalan, tak hanya tugas pemerintah, pihak-pihak terkait di segala sektor, bahkan masing-masing individu bisa saling bahu membahu menyiapkan diri untuk adaptif dengan perkembangan teknologi di era digital ini. Pengembangan kualitas dan kuantitas SDM di sektor pendidikan melalui jalur vokasi dan penambahan materi ajar perlu ditingkatkan lagi agar melahirkan generasi-generasi berdaya saing tinggi tak hanya di dalam negeri tapi juga di tingkat global siap dihadapi.

Di sektor regulasi perlu kerja keras pemerintah dan pihak-pihak terkait agar bisa menerbitkan peraturan yang solutif dan adaptif yang mendukung bukannya mengungkung inovasi. Bila tantangan demi tantangan sudah teratasi, mewujudkan Indonesia terkoneksi yang maju dan tangguh bukan sekadar mimpi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya