SOLOPOS.COM - Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memacu transformasi digital untuk merealisasikan visi besar sebagai The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion.

Bank terbesar di Indonesia ini pun telah membuat layanan-layanannya agar dapat lebih menjawab kebutuhan pasar dan perkembangan era digital.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Digital dan Informasi Teknologi BRI Indra Utoyo mengatakan, industri perbankan semakin bergerak menuju transformasi digital, baik dari sisi bisnis maupun konsumen.

“Salah satu upaya BRI adalah memperkuat identitas sebagai micro finance, bank mikro, dan bank UMKM yang berfokus kepada transformasi digital dan culture,” ujarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Kredit Tumbuh dan NPL Turun, Laba Bersih Bank BTN Melonjak 48,3%

Untuk memperkuat aspek-aspek digital tersebut, BRI menerapkan model bisnis hybrid banking, yakni konsep transformasi yang memadukan aspek digital dan network presence.

Hal ini dilakukan mengingat BRI merupakan bank dengan jaringan terbesar di Indonesia sehingga kehadiran kantor cabang, agen laku pandai, dan financial advisors seperti Relation Manager (RM), Account Officer (AO), atau Mantri BRI tetap dibutuhkan. Mereka hadir di tengah-tengah masyarakat bersama layanan digital seperti BRImo dan BRISPOT.

Dari sisi Informasi dan Teknologi (IT), BRI juga memperkuat aspek big data dan kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, platform operating model harus ditingkatkan dari sisi governance sehingga lebih agile. Tentunya hal ini diiringi oleh penguatan talenta digital.

Baca Juga: Gampang, Begini Cara Tukar Uang Asing di Bank BRI dan BCA

“KUR digital menjadi salah satu contoh digitizing core system atau core product. Dengan adanya KUR digital, jangkauan nasabah bisa semakin luas terutama untuk sektor UMKM dan mikro. Akses KUR tersebut dapat dilakukan tanpa harus mengunjungi kantor cabang,” ujarnya.

Indra melanjutkan, transformasi digital BRI juga bertujuan untuk menopang sinergi pemberdayaan ekosistem usaha ultra mikro. Seperti diketahui, Holding Ultra Mikro (UMi) yang terbentuk dari sinergi antara BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) semakin memperkuat kinerja bisnis perseroan.

Penguatan ekosistem usaha ultra mikro tersebut bisa mendorong pelaku usaha menaikan skala bisnisnya dan menjadi sumber pertumbuhan baru.

Baca Juga: Jadi Merek Bank Paling Bernilai di Indonesia, BRI Terus Berinovasi

”Awalnya yang masih unbankable, dapat menjadi digital dan mempermudah untuk naik kelas. Misalnya melalui aplikasi Senyum Mobile yang dapat meng-empower para nasabah ultra mikro untuk mendapatkan akses layanan finansial yang lebih komprehensif,” ujarnya.

Keberhasilan transformasi digital BRI dapat dibuktikan lewat penyaluran KUR. Tercatat realisasi sepanjang tahun 2021, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp194,9 triliun kepada 6,5 juta nasabah.

Jumlah tersebut mencapai 99,65% dari kuota KUR yang ditetapkan oleh pemerintah dan dialokasikan kepada BRI tahun 2021, yakni sebesar Rp195,59 triliun. Penyaluran KUR BRI sepanjang 2021 tersebut juga tercatat naik 40,7% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan penyaluran per Desember 2020 yang mencapai sebesar Rp138,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya