SOLOPOS.COM - Pengunjung memanen stroberi di kebun stroberi Bukit Sekipan, Tawangmangu, Sabtu (21/9/2019). (Solopos-Sri Sumi Handayani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kaki Gunung Lawu menyajikan pesona alam. Hawa dingin dan sejuk sepanjang hari, pemandangan punggung dan lereng Lawu yang terkadang berselimut kabut, rerimbunan pepohonan, hamparan sawah di bagian bawah dan kebun sayur di tebing-tebing.

Selain itu, ada hamparan kebun stroberi di antara bangunan rumah warga.Sejumlah pemilik kebun stroberi berinisiatif membuka wisata petik stoberi. Wisata alam itu menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke daerah berhawa dingin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Solopos.com pekan lalu menjajal wisata petik stroberi di sekitar Bukit Sekipan, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Tepatnya di Kelurahan Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu.

Salah satu petani stroberi di Sekipan, Naimah, dan suaminya, Nasir, memulai usaha wisata petik stroberi sejak empat tahun lalu. Tetapi mereka sudah menanam stroberi pada lahan seluas 2.000 meter persegi itu sejak tahun 2000.

Pasangan suami-istri itu tidak menarik biaya kepada pengunjung yang ingin masuk ke kebun untuk berfoto. Mereka hanya menarik bayaran kepada wisatawan yang hendak memetik stroberi. Harganya Rp80.000 per satu kilogram stroberi.

Mereka menyiapkan fasilitas keranjang plastik kecil untuk wadah stroberi, topi atau caping untuk melindungi wajah dari sengatan matahari, dan gunting untuk memanen stroberi. Naimah menyiapkan dua jenis keranjang plastik, yakni kapasitas lebih dari satu kilogram dan sekitar setengah kilogram. Wisatawan dapat langsung ke kebun untuk memilih dan memetik stroberi sesuai keinginan.

Naimah tidak mewajibkan pengunjung panen satu kilogram stroberi. Pengunjung dapat panen sesuka hati. Pembayaran dilakukan setelah panen dan ditimbang. Naimah menyiapkan dua jenis kemasan mika dan plastik putih untuk membawa hasil panen. Dia mengklaim harga panen stroberi per kilogram di kebunnya lebih murah ketimbang kebun lain. Harga itu sudah termasuk biaya tidak terduga yang diakibatkan pengunjung saat memanen buah.

“Dulu awalnya Rp70.000 per kilogram. Hla kalau petik sendiri kan ada risiko petik. Ada yang petik dipetik pakai tangan malah tercabut semua, tanaman rusak. Ada yang metik langsung dimakan. Enggak apa-apa wong ya makanan. Yang dihitung, yang ditimbang,” ujar Naimah sembari tertawa.

Pada Sabtu dan Minggu, Naimah dan Nasir bisa melayani 40 pengunjung bahkan lebih per hari pada akhir pekan.

“Banyak yang datang kalau Sabtu dan Minggu. Ada yang sering ke sini lima sampai sepuluh kali. Balik ke sini karena seneng katanya. Saya sih enggak hapal yang datang. Mereka hanya bilang ‘Pak, saya datang lagi’. Tetapi ada juga pengunjung dari vila di dekat kebun,” kata Nasir saat berbincang dengan wartawan di halaman depan rumahnya.

Usaha wisata petik stroberi tidak akan buka saat hujan mulai turun. Saat itu, petani akan membongkar kebun stroberi dan mengganti dengan tanaman lain. Jadi, apabila Anda ingin panen stroberi, datanglah selama musim kemarau. Naimah memprediksi hujan turun pada Oktober atau November.

Nasir menyampaikan petani stroberi di Sekipan dan sekitarnya yang bertahan hingga kini hanya tiga orang. Mereka membeli bibit dari Nasir. Selain petik stroberi, Naimah membuat selai stroberi dari kebun miliknya. Bahan yang digunakan alami. Dia tidak mencampurkan pengawet ke dalam selai. Naimah hanya menggunakan gula aren untuk menambah rasa manis pada buah berasa asam-manis itu.

“Kalau Minggu itu setelah pengunjung datang dan masih ada stroberi merah yang belum dipanen, kami penen sendiri. Dipanen Senin. Langsung kami olah menjadi selai stroberi. Dicuci bersih, diblender, lalu dimasak. Kami kemas pada wadah mangkuk plastik. Per kemasan Rp10.000,” ujar dia.

Salah satu pengunjung wisata petik stroberi, Agus, warga Karanganyar, menuturkan kali pertama datang ke Sekipan untuk wisata panen stroberi. Dia datang bersama teman-temannya.

“Ternyata asyik ya panen stroberi. Bisa melepas penat dengan cara begini. Belum pernah panen tapi menyenangkan. Enggak membosankan. Malah pengin lagi. Sensasi memilih stroberi yang merah, lalu memotong tangkainya, lalu dimasukkan keranjang. Stroberi ada yang ukuran besar, ada yang kecil. Kalau sudah terkumpul banyak itu rasanya bahagia,” ujar Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya