SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ibu, Bapak dan Saudara-saudari terkasih, Perikopa Kisah Rasul 9: 1-20, mengisahkan dengan jelas pertobatan Saulus. Dia yang menjadi penganiaya Yesus dan pengikut-pengikut-Nya,  akhirnya mengalami pertobatan yang luar biasa. Peristiwa pertobatan Saulus ini tidak lepas dari peran Yesus sendiri yang menemui dirinya (Saulus), ketika dia mau menangkap murid-murid Yesus di daerah Damsyik. Dari peristiwa pertobatan Saulus ini, ada banyak segi yang dapat kita renungkan.

Pertama: Kalau kita cermati, pemegang inisiatif dalam peristiwa pertobatan Saulus adalah Yesus sendiri. Dalam diri Saulus, tidak pernah terlintas suatu pemikiran bahwa perjalanannya menuju ke daerah Damsyik, justru menjadi titik balik dari seluruh hidupnya. Kenyataannya, Yesus sendirilah yang berinisiatif dan mengendalikan. Hal ini terasakan pada dialog antara Saulus dengan Yesus: Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kendengaranlah olehnya suatu suara: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” Jawab Saulus: “Siapakah Engkau Tuhan?” Kata-Nya: “Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat”, (Kis 9:3-7). Dari dialog tersebut juga dapat kita rasakan bahwa yang menjadi aktor utama adalah Yesus, sehingga mengubah dan menentukan hidup dan nasib Saulus. Kita tidak pernah tahu apa dan bagaimana, Yesus memanggil dan memilih dia untuk suatu tugas pelayanan. Semuanya tersembunyi pada misteri kehendak-Nya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kedua: Pertobatan Saulus ternyata merupakan suatu transformasi dari hidup menurut semangat dan kehendak pribadi kepada suatu hidup menurut semangat dan kehendak Allah. awalnya, Saulus bisa semaunya bertindak demi keyakinan pribadinya, yakni menganiaya jemaat, kini Saulus diubah oleh Yesus menjadi orang yang nasib dan sejarahnya dikemudikan oleh Yesus. Hal ini tampak pada dialog antara Ananias dengan Yesus yang “memakainya” untuk mengantarkan Saulus menuju suatu perubahan hidupnya. Karena itu Yesus bersabda: “Tuhan dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu (Saulus), betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu,.” (Kis 9:13-14).

Dari dialog tersebut tampak juga bagaimana Ananias memberikan masukkan kepada Yesus, saupaya tidak “memakainya”. Tetapi Yesus melihat dalam diri Saulus ada suatu hal yang tidak dilihat oleh Ananias. Karena itu Yesus bersabda: “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel (Umat Pilihan Allah). Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku”, (Kis 9: 15-16).

Ibu, Bapak, Saudara dan Saudari terkasih, pertobatan sebagai murid Yesus, seperti Saulus, ternyata merangkun suatu perjalanan hidup yang banyak menderita demi Dia yang diyakininya. Bagaimana dengan perjalanan hidup kita? Kita masing-masing juga mempunyai pengalaman hidup yang beraneka ragam. Nah, semua itu tentu bisa menjadi sarana bagi kita bagaimana tugas, kewajiban dan tanggungjawab kita. Semoga pengalaman yang kita temukan dalam diri Saulus menjadi pembuka hati dan budi kita untuk ikut ambil bagian dalam membagikan kebaikan kepada sesama kita. Amin.

Oleh Petrus Sajiyana, Pr
Kepala Pastor Paroki, Gereja Maria Assumpta, Pakem Kaliurang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya