SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembinaan olahraga. (JIBI/Solopos/Dok.)

ilustrasi (dok Solopos)

Boyolali (Solopos.com)–Munculnya sejumlah sekolah-sekolah terpadu, membuat pengelola pendidikan terpadu kewalahan. Hal itu dikarenakan tidak sebanding dengan permintaan dan kondisi atau bangunan sekolah itu sendiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Terus terang tren permintaan sekolah Islam terpadu di Soloraya meningkat tajam. Sehingga kami kewalahan dalam melayani permintaan itu,” ujar Koordinator Daerah (Korda) Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) wilayah Surakarta, Sarjan, saat ditemui Espos di sela-sela Olimpiade Mapel JSIT di Asrama Haji Donohudan, Kamis (15/9/2011).

Sarjan mengatakan dari hasil diskusi antar pengurus JSIT, permintaan sekolah terpadu itu muncul karena keinginan dari masyarakat sendiri.

“Kalau masalah SDM pendidik, kami yakin tidak ada masalah. Tetapi untuk pengembangan fasilitas yang ada memang tidak mudah. Selain harus memiliki lahan yang memadai, juga fasilitas pendukung lainnya sebagai syarat minimal sekolah terpadu,” papar dia.

Dengan kondisi tersebut, pengembangan di luar Kota Solo atau di beberapa kabupaten di Soloraya memang paling memungkinkan untuk pengembangan sekolah Islam terpadu di Soloraya.

Sarjan mengatakan di seluruh wilayah kabupaten di Soloraya, Kabupaten Wonogiri menempati urutan pertama untuk jumlah sekolah Islam terpadu.

“Di Wonogiri itu, hampir tiap kecamatan minimal ada satu sekolah Islam terpadu. Kalau di Solo terbatas, karena masalah lahan untuk bangunan sekolah,” papar dia.

(fid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya