SOLOPOS.COM - Nomo Koeswoyo, musisi legendaris Indonesia. (Instagram/@koesnomo_koeswoyo)

Solopos.com, SOLO  Kabar duka datang dari dunia hiburan Tanah Air saat salah satu musisi legendaris, Nomo Koeswoyo, meninggal dunia, Rabu (15/3/2023) pukul 19.30 WIB. Berikut rangkuman profil Nomo Koeswoyo.

Koesnomo bin Koeswoyo atau yang akrab dipanggil Nomo Koeswoyo lahir di Tuban, Jawa Timur, 21 Januari 1938. Nomo menikah dengan perempuan bernama Fancise Loen atau biasa dipanggil Meis.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Mereka menjalani pernikahan beda agama dan dikaruniai tiga orang anak. Kemudian sang istri menjadi mualaf dan mengganti namanya menjadi Fatimah Francisca. Istri Nomo Koeswoyo telah meninggal pada 18 Desember 2002 silam.

Nomo Koeswoyo dikenal luas dengan profilnya sebagai salah satu personel kelompok musik bernama Koes Bersaudara yang dibentuk pada 17 Februari 1958. Koes Bersaudara beranggotakan John Koeswoyo sebagai bassist, Tonny Koeswoyo sebagai gitaris, Yon Koeswoyo dan Yok Koeswoyo sebagai vokalis, serta tak ketinggalan pula Nomo Koeswoyo sebagai drummer.

Selain mereka, ada juga personel dari luar keluarga, yaitu Jan Mintaraga dan Tommy Darmo sebagai gitaris. Nomo orang terakhir yang bergabung dengan Koes Bersaudara.

Meskipun telah memiliki nama yang besar, namun kesuksesan dalam bermusik tidak menyelamatkan mereka dari kesulitan ekonomi.

Keluar dari Koes Bersaudara

Hal ini lah yang membuat Nomo Koeswoyo memutuskan untuk keluar dari posisinya pada 1969 dan lebih memilih mencari sumber penghasilan lain, yaitu sebagai pedagang untuk menghidupi keluarganya.

Selepas keluarnya Nomo Koeswoyo, Koes Bersaudara merekrut personel baru dan mengubah namanya menjadi Koes Plus.

Profil Nomo Koeswoyo semakin menarik karena setelah keluar dari Koes Bersaudara, ia sukses menjadi pengusaha. Namun, Nomo memutuskan untuk kembali berkecimpung di dunia musik dan membentuk grup pada awal 1973. Grup tersebut bernama No Koes yang beranggotakan beberapa pemusik lain, yaitu Usman sebagai gitaris rhythm, Sofiyan sebagai penggebuk drum, Said sebagai pembetot bas, Bambang Arsianti sebagai lead guitarist, dan Pompi Suradimansyah kibordis.

Kesukesan No Koes tidak luput dari dukungan Sang Ayah, Raden Koeswoyo. Beliau bukan hanya menyumbangkan banyak lagu untuk Koes Plus, tapi juga pada No Koes. Inilah yang membuat terdapat kesamaan dalam nuansa musik kedua grup tersebut.

Selain Sang Ayah, Nomo juga mendapat dukungan dari adik terkecilnya, Yok Koeswoyo. Mereka kerap kali membicarakan musik dari grup lain.

Nomo merupakan sosok yang paling sukses dibanding keluarga Koes Bersaudara lainnya. Hal ini lantaran Nomo bukan fokus bermusik saja, tetapi ia juga seorang pengusaha dan produser.

Kini, sang legenda musik Tanah Air telah meninggalkan dunia untuk selama-lamanya pada usia 85 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya