Tidak lagi merasa nikmat mencecap rasa sup yang “begitu-begitu saja”? Ini tandanya Anda perlu mengajak sang lidah bertualang dan berkenalan dengan cita rasa sup yang lebih istimewa.
Salah satu tempat untuk menemukannya adalah Resto Spesial Soup Solo (SSS) Jl Adisucipto No 4 Colomadu, Karanganyar, dekat Hotel Narita. Salah satu sajian istimewanya adalah sup kambing. Racikan bumbu rempah yang kuat merasuk pada daging membuat cita rasa sup menjadi segar. Disajikan dengan tulang iga, babat dan daging kambing lengkap dengan garnish seledri, tomat dan irisan jeruk nipis, sajian ini bakal menjadi menu makan siang yang nikmat.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Berbeda dengan sup kaki kambing ala Betawi yang berkuah kental, sup kambing ini berkuah bening dengan rasa rempah yang khas, seperti irisan jahe dan taburan biji kici merah atau orang kerap menyebutnya goji berry Himalaya. Tanaman yang memiliki nama latin Lycium Barbarum ini memang bukan sekadar bumbu pelengkap yang menambah cita rasa. Tanaman herbal ini juga kaya manfaat bagi tubuh, mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Selain itu, kandungan antioksidan yang terdapat dalam buah ini juga mampu menghambat proses penuaan.Pemilik Resto SSS, Linda, mengungkapkan makanan ini memang bukan asli Indonesia. Dia menemukan menu ini di China Utara. Karena bumbu dan cita rasanya mirip sajian Nusantara, dia mengadopsi masakan ini sebagai menu unggulan di restonya. “Salah satu bumbu yang wajib disertakan yakni kici merah. Aneka rempah ini membuat rasa sup jadi sensasional,” ungkap dia.
Bagi masyarakat muslim di Negeri Tirai Bambu, makanan ini merupakan sajian wajib saat musim dingin. Saat musim dingin, lazimnya masyarakat China minum arak untuk menghangatkan tubuh. Karena kaum muslim tidak mengonsumsi minuman beralkohol, makanan berkuah inilah yang dijadikan alternatif. Rasa rempah pada sup kambing di China lebih kuat. Untuk itu, dia sedikit memodifikasi agar sesuai masakan Nusantara.
Masih ingin sensasi sup sensasional lainnya di resto ini, nikmati pula sajian sup ikan patin. Khusus untuk olahan ikan, Linda menggunakan daging ikan patin liar yang didapatkannya dari Waduk Kedungombo dan Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri. Linda memilih ikan patin yang tak hidup di keramba karena rasa dan tekstur daging ikan patin liar lebih kenyal.
”Harus pandai memilih daging patin untuk menu sup agar saat direbus, daging tidak mudah remuk,” jelas dia.
Masakan berkuah dari kaldu yang dididihkan dengan bumbu dipadu dengan daging, sayur dan kacang-kacangan ini memang sedap disantap di segala suasana.
Di tempat lain, sajian sup yang tak kalah nikmat juga disediakan Waroeng Bamboe Tiande di Jl Yosodipuro, Solo. Menu sup ceker dan sup galantin bisa Anda pilih. Sementara bagi Anda penyuka sup matahari dengan sajian berisi daging ayam cincang, dipadu serutan wortel, jamur putih dan jagung manis, warung spesial selat dan sup, Vien’s, di Jl Hasanudin No 99 D juga bisa Anda kunjungi.
Dina Ananti Sawitri Setyani