SOLOPOS.COM - Pasar Yakopan menghadirkan pasar tradisional masa lal di BBY. (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

Harianjogja.com, JOGJA-Ruang Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Jalan Suroto, Kotabaru, Jogja berubah menjadi pasar tradisional. Di dalamnya terdapat sejumlah lapak seperti obat cina, buku bekas, perkakas rumah tungga, radio bekas, hingga mainan otok-otok yang saat ini mulai sulit ditemukan keberadaanya karena tergantikan dengan mainan yang terbuat dari plastik asal Cina.

Di luar ruangan itu tepatnya halaman BBY, juga didapati aneka makanan tradisional seperti gatot, tiwul, dawet hitam, bakmi Jawa. Inilah yang tersaji dalam pameran pasar Yakopan yang berlangsung dari 24-28 September 2013.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Seluruh barang dan jajanan yang disuguhkan itu sepenuhnya dijual kepada pengunjung yang datang. Pameran memang senagaja digelar untuk mengenalkan lagi apa saja yang pernah dijajakan di pasar tradisonal pada masa lampau yang saat ini banyak mengalami perubahan karena perkembangan zaman.

“Saat ini zaman berubah. Ya, akhirnya pasar tradional juga banyak mengalami perubahan juga yang dijajakan di pasar tradisional sekarang ini sangat berbeda dengan zaman dulu,” kata Hermanu Kepala BBY kepada Harian Jogja, Rabu (25/9/2013) di sela pameran.

Salah satu hal yang menyolok adalah pasar tradisonal dahulu menjajakan mainan tradisonal berupa otok-otok. Mainan ini terdiri dari berbagai versi tapi yang paling khas adalah miniatur kapal yang terbuat dari kaleng yang biasanya dimainkan menggunakan sumbu berbahan bakar minyak goreng.

Namun dalam Pasar Yakopan itu, BBY hanya menyuguhkan mainan otok-otok jenis lainnya yang sekarang ini juga sulit ditemui di pasar tradisonal salah satunya mainan wayang yang memainkannya dengan cara menggerakkan tali sehingga membuat tangan dan kakinya bergerak.

Mainan yang secara khusus didatangkan dari pengrajin asal Pandes, Sewon, Bantul ini, kata Hermanu sulit di jumpai di pasar tradisonal dan hanya bisa dijumpai saat momen tertentu misalnya pasar sekaten.

“Tapi saat ini mainannya sudah tidak terlalu digemari karena karena kalah dengan mainan berbahan plastik yang biasanya berasal dari Cina,” kata Hermanu.

Oleh karena itu, dalam pasar Yakopan ini Hermanu sengaja menyuguhkan semua barang yang pernah dijajakan di pasar tradisional pada zaman dahulu untuk bernostalgia. Sekaligus mengenalkan kepada generasi muda apa saja yang di jajakan pasar tradisional pada masa lampau. Dalam proses pengumpulan barang yang dijajakan itu, Hermanu mengaku tidak terlalu sulit menjajakan barang yang langka itu karena sejauh ini menjalin hubungan dengan pedagang tradisonal zaman dahulu.

Pameran pasar Yakopan yang digelar di BBY ini merupakan kali keluda. Pada 2005 lalu, mereka juga pernah menggelar pameran serupa. Hanya, kala itu pameran digelar di halaman BBY saja dan berlangsung hanya dua hari.

“Kenapa kami sekarang lebih memilih di ruangan untuk memuliakan pengunjung saja supaya lebih nyaman saat memilih barang atau mencicipi makanan,” katanya.

Salah satu pengujung pasar, Yuda sangat antusias tatkala menyaksikan apa saja yang dijajakan dalam pasar Yakopan. Salah satu hal yang membuat tercengang saat mendapati ratusan majalah zaman dulu dengan nomor edisi tahun 70-an bernama Varia di jajakan di Pasar Yakopan.

Ia yang tak mau kehilangan momen pun lantas memborong majalah itu sebagai koleksi pribadinya. Dia mengaku tertarik karena dalam majalah itu didapati sejumlah wanita cantik berpose cukup berani. “Ini kalau dianalogikan seperti majalah FHM saat ini,” ujarnya.

Pasar Yakopan melibatkan sejumlah komunita dan pedagang makanan tradisional antara lain Pramono Pinunggul, Subandi Giyanto, Komunitas Radio Padmaditya, Well, Koni Herawati, Supri, Yuli Rukmini, DAC (Deaf Art Community), Tertib Suratmo, FMI (Folk Mataraman Institute), Taring Padi dan Survive Garage, UKM Karawitan Sanata Dharma, serta beraneka ragam kuliner tradisional seperti gatot, tiwul, dawet hitam, tahu gejrot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya