SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Masyarakat investor Jogja kini boleh semakin sumringah. Pasalnya, pilihan investasi sekarang ini semakin beragam. Setelah mengeluarkan ORI-005 setahun lalu, kini di 2009, tepatnya bulan Agustus ini pemerintah kembali menggelar jualannya dalam bentuk obligasi ritel yang dikemas dalam produk ORI-006.

Masa penawaran kupon dimulai 24 Juli hingga 7 Agustus 2009. Investasinya juga cukup murah, mulai dari Rp5 juta hingga Rp3 miliar per-orang. Dalam penerbitan ORI-006 kali ini, pemerintah menggandeng 20 agen penjual (14 bank dan 6 perusahaan sekuritas).

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Jadi, masyarakat Jogja bisa membeli ORI-006 di berbagai outlet bank di kawasan DIY dengan mudah, karena hampir semua agen yang ditunjuk memiliki cantor cabang di kawasan ini. ORI sendiri diterbitkan sebagai strategi pemerintah memperluas basis investor Surat Berharga Negara (SBN) di pasar domestik, karena saat ini terlalu banyak peran investor asing.

Memahami produk
Investasi memang sangat berbeda dibandingkan dengan menabung di bank. Di sana terkandung risiko yang menyertai sebuah produk investasi. Pun setali tiga uang dengan ORI, juga mengandung beberapa risiko di dalamnya, yakni:

Pertama, risiko harga atau risiko pasar. Ketika Anda hendak menjual ORI di pasar sekunder sebelum jatuh tempo, ada kemungkinan harga jualnya menjadi lebih rendah dibandingkan harga beli. Investor bisa mengalami capital lost. Sebaliknya, apabila harga ORI-006 di pasar sekunder lebih tinggi dibanding pasar perdana, maka Anda akan mendapatkan capital gain. Oleh karena itu, investasi ORI diklasifikasikan sebagai investasi jangka menengah panjang. Apabila tidak berada dalam keadaan yang terdesak, langkah terbaik adalah memegang ORI hingga jatuh tempo (ORI-006 bertenor 3 tahun).

Kedua adalah risiko likuiditas. Seperti halnya investasi dalam instrumen lainnya, investasi ORI juga mengandung risiko likuiditas. Ketika Anda ingin menjual ORI sebelum jatuh tempo, bisa jadi harga jual yang Anda dapatkan lebih rendah daripada harga pada saat Anda membeli ORI. Hal ini disebabkan karena tidak diminati oleh pasar atau harganya cenderung turun. Untungnya, ORI kini mulai dapat dijadikan jaminan (agunan) dalam pengajuan pinjaman ke bank atau jaminan transaksi efek (saham) di pasar modal, sehingga risiko likuiditas bisa teratasi dengan baik.

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para calon investor yang ingin membenamkan dananya ke bentuk investasi ORI. Teliti sebelum membeli adalah kata kuncinya. Mengenal dengan persis produk yang akan dibeli, akan menyebabkan kita semua tidak merasa terjebak dalam berinvestasi.

Oleh sebab itu, pahamilah semua bentuk keunggulan dan kekurangan ORI, sebelum Anda membuat keputusan untuk ber-ORI ria plus berbunga-bunga dengan kuponnya. Untuk itu, carilah informasi selengkap mungkin dari para agen penjual, sehingga informasi yang lengkap dan seimbang akan didapatkan.

Dengan demikian, momentum penerbitan ORI bisa dipakai sebagai sarana pembelajaran bagi para investor pemula untuk mulai menginvestasikan dananya. Oleh sebab itu, pemerintah secara bertahap mengeluarkan produk ORI hingga seri keenam ini, dengan tujuan agar selalu ada kesempatan bagi para investor untuk terus belajar berinvestasi. Bagi pemerintah sendiri, pengeluaran ORI secara bertahap akan meringankan beban pengembalian utang, terutama pada saat jatuh tempo, karena tidak terjadi dalam waktu yang bersamaan (bertumpukan).

Investasi ORI jelas sangat aman karena pembayaran pokok dan kupon ORI dijamin oleh undang-undang (UU) dan peraturan pemerintah (PP). Bandingkan dengan deposito yang hanya bisa dijamin oleh pemerintah (Lembaga Penjamin Simpanan/LPS), dengan nominal hingga Rp2 miliar plus suku bunga yang rendah (7,25%). Karena secara teknis tidak mungkin pemerintah bangkrut, maka ORI bisa dikatakan (nyaris) aman 100% (zero risk).

Kupon menarik
ORI-006 kali ini sangat menggiurkan karena menawarkan kupon bunga yang berada di atas suku bunga deposito perbankan, yang belakangan ini kian menguncup. Perpaduan antara tingkat return yang menggiurkan dengan risiko yang minimal, menjadikan investor mengalihkan dana mereka untuk membeli ORI. Apalagi kupon bunga yang ditawarkan akan diberikan setiap bulan, persis layaknya bunga deposito yang juga dibayarkan setiap bulan.

Tidak hanya kupon yang menarik, modal investasi yang relatif kecil yakni mulai Rp5  juta hingga kelipatannya maksimal Rp3 miliar/per-orang, menjadikan produk ini menjadi laris manis. Nominal pemesanan yang relatif kecil memungkinkan ORI menjangkau kalangan investor yang lebih luas, termasuk yang memiliki modal relatif terbatas (ritel). Jadi, di sini mematahkan mitos bahwa berinvestasi di pasar modal membutuhkan dana yang sangat besar dan hanya milik orang kaya semata.

Penatausahaan ORI oleh agen penjual juga sangat mudah, dimana proses pembelian dan penjualan di pasar perdana maupun pasar sekunder, tidak lebih sulit dari membuka rekening deposito. Aturan pelaksanaan hingga pembayaran kupon dan pokoknya sampai jatuh tempo dijamin (endorse) oleh pemerintah melalui Undang-undang (SUN dan SBN) serta Peraturan Pemerintah (PP). Dengan model semacam itu disertai dengan iklim yang kondusif di tengah rendahnya suku bunga perbankan (funding rate), maka ORI-006 diperkirakan akan laris manis bak kacang goreng. 


Oleh Susidarto
Manajer Operasional Bank Panin Jogja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya