SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

MAGELANG—Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro meminta masyarakat waspada terhadap ancaman krisis ketidakstabilan negara. Krisis menurut dia, bisa terjadi di berbagai negara, bahkan negara maju.

“Pemerintah sebenarnya sudah bersiap untuk menghadapi krisis, karena dikhawatirkan akan terjadi lagi,” ungkap Purnomo, saat menjadi pembicara dalam seminar kebangsaan dengan tema Seminari untuk Bangsa Indonesia yang digelar dalam rangka HUT ke-100 tahun Seminari Menengah St Petrus Kanisius, Mertoyudan, Kabupaten Magelang Sabtu (13/8).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Krisis ketidakstabilan negara, katanya, saat ini menggoncang sejumlah negara di Eropa dan Amerika. Bahkan, hal ini juga terjadi di negara maju, seperti di Inggris.

Upaya yang perlu dilakukan, lanjut dia, di antaranya membangun nilai-nilai nasionalisme dengan meningkatkan kemampuan dan kecerdasan intelektual.

Upaya ini menurutnya perlu karena permasalahan yang muncul ditengah masyarakat dan negara, kini cenderung diselesaikan dengan kemampuan otak dan bukan lagi dengan kekuatan.

“Pada era globalisasi ini, kita tidak bisa membendung faktor-faktor eksternal yang mulai menggrogoti nilai-nilai internal negara kita. Kini saatnya, kita mulai mengembalikan nilai-nilai internal itu dengan mengembangkan sikap-sikap nasionalisme, bela negara dengan kemampuan intelektual yang kita miliki,” tuturnya.

Pembicara lain dalam acara tersebut, Kiki Syahnakri, Ketua Yayasan Jati Diri Bangsa dan mantan Wakassad mengatakan negara barat tidak pernah meninggalkan kolonialisme. Mereka tetap akan berupaya menguasai sumber daya di Indonesia.

Cara militer, menurutnya sudah usang dan sangat beresiko sehingga sudah mereka tinggalkan, kecuali jika terpaksa baru  akan dilakukan.

“Cara yang mereka lakukan saat ini adalah dengan penetrasi damai,” jelasnya.

Untuk mengantisipasinya, ia menyebutkan ada delapan langkah konsolidasi bagi bangsa Indonesia untuk mempertahankan nasionalisme.

Diantaranya kembali ke sepirit pembukaan UUD 1945, mengkaji ulang amandemen UUD 1945 yang menyimpang dari Pancasila, penataan hukum, kepemimpinan yang bukan berdasarkan uang tetapi berdasarkan kehendak rakyat yang berdaulat, serta membangun ketahanan dan daya saing ekonomi.

Seminar itu dihadiri perwakilan sejumlah sekolah, tokoh agama dan masyarakat di Kabupaten Magelang, bahkan beberapa tokoh nasional serta sejumlah alumni dari Seminari Menengah Mertoyudan.(HARIAN JOGJA/Nina Atmasari)

Foto : Rektor Seminari Menengah St.Petrus Canisius Mertoyudan Pastor Ign. Sumaryo SJ menunjukkan buku yang diberikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Seminari tersebut. (HARIAN JOGJA/Nina Atmasari))

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya