SOLOPOS.COM - eks Menkes, Terawan Agus Putranto, yang menggagas Vaksin Nusantara. (detik.com)

Solopos.com, JAKARTA -- Vaksin Nusantara kembali menjadi isu hangat belakangan ini setelah sejumlah anggota DPR dan tokoh publik secara sukarela menjadi sampel uji coba vaksin besutan Terawan Agus Putranto ini. Sebut saja mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo dan politikus senior Partai Golkar, Aburizal Bakrie, menjadi beberapa tokoh yang sudah disuntik Vaksin Nusantara.

Vaksin Nusantara memang berbeda dengan Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan vaksin kebanyakan. Vaksin Nusantara menggunakan sel dendritik untuk memicu imun tubuh terhadap Covid-19.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Jika pada merek lain satu vaksin bisa digunakan buat hampir semua kalangan, tapi tidak dengan Vaksin Nusantara. Vaksin yang dikembangkan Terawan bersama Universitas Diponegoro dan RSUP dr Kariadi Semarang bekerja sama dengan AIVITA Biomedical Inc. asal AS ini bersifat personal alias individual. Satu vaksin hanya bisa digunakan untuk satu sasaran. Artinya, setiap orang akan menerima vaksin yang berbeda.

Baca Juga: BPOM Bongkar Kekurangan Vaksin Nusantara yang Dibela Mati-Matian DPR

Ekspedisi Mudik 2024

Mengutip laporan CNN Indonesia.com, teknis pemberina Vaksin Nusantara seperti ini; setiap orang akan diambil sampel darah, lalu darah itu dipaparkan dengan kit vaksin yang sel dendritik.

Hasilnya kemudian akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap virus Corona. Karena bersifat personal, maka sel dendritik dari sukarelawan tidak bisa diberikan kepada sukarelawan lainnya.

Cara kerja vaksin Nusantara dibangun dari sel dendritik autolog atau komponen dari sel darah putih yang dipaparkan dengan antigen dari protein S virus SARS-Cov-2.

Biaya Supermahal

Menurut Terawan, sel dendritik yang telah mengenal antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali. Sel itu akan memicu sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS-CoV-2. Metode sel dendritik merupakan metode yang kerap digunakan dalam pengobatan kanker.

Baca Juga: Sejumlah Anggota DPR Nekat Minta Disuntik Vaksin Nusantara Meski Belum Kantongi Izin

Masih mengutip CNN Indonesia, Vaksin dengan metode dendritik disebut sangat mahal. Pada satu orang pasien yang diobati dengan metode itu bisa mencapai Rp1 miliar.

Mahalnya metode tersebut terkait dengan prosesnya yang rumit. Para ahli harus mengambil darah, memisahkan sel, menumbuhkan dan memperbanyak sel dendritik lalu dimasukan lagi ke tubuh.

Vaksin ini dikembangkan dan didesain menjadi vaksin yang dapat digunakan seluruh golongan usia, baik tua maupun muda. Tidak hanya itu pengembang juga mendesain vaksin untuk dapat digunakan pada orang dengan komorbid.

Baac Juga: Vaksin Nusantara Dihentikan, Begini Respons Ganjar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya