SOLOPOS.COM - Menparekraf Sandiaga Uno saat berkunjung ke Masjid Al Manshur di Kabupaten Wonosobo, Jateng, beberapa waktu lalu. (kemenparekraf.go.id)

Solopos.com, WONOSOBO — Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng), memiliki sederet bangunan bersejarah yang masih dipertahankan keasriannya. Salah satu bangunan dengan nilai sejarah tinggi di Wonosobo iu adalah Masjid Al Manshur yang sudah berusia 174 tahun lebih.

Masjid Al Manshur merupakan salah satu masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Wonosobo. Masjid dengan arsitektur Islam Jawa yang khas ini berdiri sejak tahun 1847. Masjid ini telah dilakukan beberapa kali renovasi, sehingga meski berusia hampir 2 abad, sejumlah bagian bagunan iu masih utyh dan menjadi bukti kuat sejarah perkembangan Islam di Kabupaten Wonosobo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masjid ini juga tetap menjadi magnet yang kuat untuk urusan keagamaan maupun ziarah di Kabupaten Wonosobo. Masjid ini selalu dipadati pengunjung, apalagi saat ada acara pengajian di hari biasa maupun hari besar keagamaan.

Masjid tua yang berada di Jalan Pangeran Diponegoro No.13, Wonosobo, ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi saksi bisu penyebaran ajaran Islam di tanah Wonosobo dan berdirinya Kabupaten Wonosobo. Masjid ini memiliki makam yang merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam di wilayah Wonosobo, yakni Kiai Walik.

Konon, Kiai Walik merupakan satu di antara tiga tokoh pendiri Kabupaten Wonosobo, yaitu Kiai Walik, Kiai Kolodete dan Kiai Karim. Dikutip dari beberapa sumber, menurut ceritanya dahulu lokasi masjid ini dipercaya sebagai pekarangan atau tempat berjemur para wali. Kemudian, saat KH Habib Lutfi dari Pekangan melakukan kunjungan ke masjid ini, ia melihat sebuah sinar terpancar di belakang masjid, yang dipercayai dari makam tokoh ulama Kiai Walik.

Salah satu kegiatan yang menarik Masjid Al Manshur adalah tradisi pengajian Setonan. Pengajian Setonan merupakan pengajian yang rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu. Jumlah pendatangnya juga terus bertambah. Jemaah yang mengikuti pengajian ini rata-rata sebanyak 2.000 orang yang datang dari berbagai wilayah Kabupaten Wonosobo.

Selama Ramadan, pelataran Masjid Al Manshur juga dimeriahkan dengan Bazar Ramadhan yang membuka kesempatan bagi para pedagang kecil dan UKM untuk menjual produknya yang didominasi oleh aneka makanan dan minuman. Tak hanya bazar, masjid ini juga menghadirkan hiburan untuk ngabuburit. Musik rock juga terkadang dimainkan di pelataran Masjid Al Manshur Wonosobo dan menambah kemeriahan dan kehangatan suasana Kota Wonosobo yang dingin.

Setelah Ramadhan, masjid ini juga menjadi tujuan utama masyarakat Kabupaten Wonosobo untuk mengikuti salat Idulfitri. Suasana akan semakin meriah ketika warga Wonosobo yang tinggal di luar kota atau kota besar mudik Lebaran dan memilih Masjid Al Manshur untuk mengikuti salat Id.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya