SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibu hamil. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Ketika ditemukan kelainan pada seorang bayi, tentu yang banyak ditanyakan adalah faktor penyebabnya. Mungkin masyarakat banyak yang ingin mengetahui sebagai upaya pencegahan.

Namun begitu secara pasti faktor penyebab kelainan pada bayi tidak mudah untuk dipastikan begitu saja.

Dokter Spesialis Obsgyn Konsultan Subspesialis Fetomaternal Rumah Sakit (RS) JIH Solo, Dr. dr. Aria Wibawa, Sp. OG-KFM., mengakui jika pertanyaan mengenai penyebab dari suatu kelainan pada bayi merupakan pertanyaan yang paling banyak disampaikan oleh keluarga atau pihak pasien.

“Jawabannya tentu tidak mudah. Secara teori, banyak sekali penyebabnya,” kata dia dalam Health Talk RS JIH Solo yang disiarkan di Youtube RS JIH Solo.

Dia mencontohkan salah satu penyebab yang bisa dilihat secara teori adalah kekurangan nutrisi tertentu. “Anggaplah dulu yang terkenal adalah asam folat. Namun sekarang bukan hanya asam folat, ketika kekurangan nutrisi tertentu bisa menyebabkan ketidaknormalan,” kata dia. Untuk itu bagi ibu hamil, terutama pada masa kehamilan trismester pertama nutrisinya harus baik.

Kemudian ada lagi yang disebut mutasi spontan. Menurutnya kelainan yang disebabkan oleh mutase spontan itu juga tidak mudah untuk diketahui secara medis. Tahu-tahu DNA-nya ada satu yang tidak normal, dan itu menyebabkan kelainan pada bayi tersebut.

Faktor lain yang juga bisa menjadi penyebab adalah polutan. Beberapa polutan yang bisa ditengarai contohnya adalah air raksa atau merkuri. Ketika di suatu daerah memiliki kandungan cukup tinggi akan zat tersebut, memungkinkan akan banyak terjadi kelainan bayi di lokasi tersebut. Serta masih banyak lagi faktor penyebab lainnya, termasuk masalah keturunan.

“Secara teori penyebabnya diketahui, tapi tidak bisa dipastikan. Kecuali dilakukan investigasi dan itu biayanya besar,” kata dia.

Sementara itu Dokter Spesialis Anak Konsultan Subspesialis Neonatal RS JIH Solo, dr. Kartun Henky, MSc, Sp.A(K) Neo., menjelaskan pada bayi yang sudah lahir, screening dapat dilakukan sedini mungkin. Tujuannya adalah untuk memastikan bayi yang lahir tersebut tidak mengalami kelainan.

Alasan perlunya dilakukan screening sejak dini adalah karena ada beberapa kelainan yang secara sepintas tidak terlihat. Misalnya hepoteroid kongenital.

“Kenapa perlu dilakukan itu [screening dini] sebab hampir semua gejala hepoteroid pada bayi tidak terlihat. Baru setelah satu tahun kelihatan. Namun ketika sudah satu tahun, IQ tinggal 80,”kata dia.

Jika kondisi tersebut terlambat ditangani, akan sangat berdampak pada masa depan anak tersebut. Misalnya untuk kebutuhan pendidikan atau sekolahnya.

Itu sebabnya dari pemerintah dan termasuk JIH Solo, screening hepoteroid dilakukan pada bayi yang baru lahir. Bahkan menurutnya screening tersebut dapat dilakukan dua hari setelah bayi lahir.

Rekomendasi
Berita Lainnya