Solopos.com, SOLO – Ekspansi industri dan pembangunan infrastruktur di kawasan pesisir Kota Semarang hingga Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, meniscayakan krisis lingkungan berupa tanah ambles dan banjir atau rob. Ekstraksi air tanah makin masif. Penurunan muka tanah kian besar.
Bosman Batubara, Henny Warsilah, Ivan Wagner, Syukron Salam, dan Koalisi Pesisir Semarang-Demak dalam kertas posisi berjudul Maleh Dadi Segoro: Krisis Sosial-Ekologis Kawasan Pesisir Semarang-Demak [ejaan baku bahasa Jawa seharusnya Malih Dadi Segara] yang diterbitkan Lintas Nalar pada 2020 menjelaskan tanpa mengekstraksi air tanah tidak mungkin kawasan-kawasan industri itu dikembangkan.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.