SOLOPOS.COM - Mujirun, adalah sosok di balik siapa yang desain uang rupiah. (Istimewa/Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com, SOLO —  Hampir setiap hari kita memegang uang dan mungkin ada yang bertanya siapa yang desain uang rupiah? Inilah ulasan tentang sosok siapa yang desain uang Rupiah.

Ternyata di balik mata uang Rupiah yang sering kita gunakan dalam bertransaksi sehari-hari, ada karya dari seorang desainer sekaligus seniman hebat bernama Mujirun.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Melansir dari wikipedia, Jumat (19/5/2023), pria kelahiran Yogyakarta ini dikenal sebagai orang yang desain atau desainer senior uang Rupiah di era 70-an hingga akhir 90-an.

Dialah yang mendesain beberapa mata uang Indonesia, mulai dari pecahan Rp50.000 hingga Rp100.000. Dipercaya untuk mendesain mata uang Indonesia, ia punya kisah menarik untuk dikulik.

Mujirun yang lahir pada 26 November 1958 merupakan seorang engraver Indonesia. Ia mulai bekerja di Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) pada 1979 saat ia masih kuliah tingkat akhir di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) Yogyakarta.

Saat itu Peruri sedang mencari calon engraver atau pengukir gambar yang memang diperlukan dalam proses pembuatan uang kertas. Engrav merupakan proses pegamanan paling tinggi dalam pembuatan uang kertas. Mujirun disiapkan sebagai tenaga muda untuk mendampingi senior engraver di Peruri kala itu bernama Sajirun. Kebetulan juga kedua engraver tersebut punya nama yang mirip.

Mujirun tertarik pada tawaran untuk bekerja di Peruri karena perusahaan tersebut menjanjikan akan menyekolahkannya ke luar negeri. Terlebih lagi gaji yang akan terima cukup memuaskan yaitu Rp50.000 per bulan waktu itu. Sedangkan upah rata-rata kabupaten pada era 1970-an hanya Rp19.000 sebulan.

Mujirun pun kemudian hijrah ke ibu kota. Tapi, dia tak bisa langsung mengaplikasikan karyanya di Peruri. Ia harus menjalani pendidikan seni lagi, bahkan hingga ke luar negeri. Mujirun berkesempatan untuk menempuh pendidikan di Swiss, Italia, Inggris, Hungaria, dan Malaysia.

Selain itu, selama dua tahun dia belajar engrave di kantor dengan instruktur lulusan Belanda. Dia juga berkesempatan belajar di ISI serta ITB guna memperdalam teknik engraving pada uang kertas.

Sepulang dari Italia, suami Siti Julaeha itu tak langsung mendapatkan kepercayaan membuat gambar-gambar di uang kertas. Kesempatan tersebut baru datang tiga tahun kemudian.

Dia dipercaya untuk menggambar sosok pahlawan Teuku Umar yang digunakan pada uang kertas Rp5.000. Menurut Mujirun, selama ini pembuatan gambar uang itu dilakukan dengan proses seleksi yang ketat.

Lima engraver Peruri diminta untuk menggambar secara manual dengan teknik pen drawing. Gambar-gambar tersebut kemudian diserahkan ke pimpinan BI. Begitu gambar disetujui, seniman yang membuat baru bisa mengerjakannya.

Salah satu karya Mujirun yang cukup fenomenal adalah gambar uang seri “Pak Harto Mesem” karena pembuatannya tidak hanya bersaing dengan engraver dari Peruri. Karyanya harus diadu dengan engraver dari luar negeri. Gambar sketsa wajah Pak Harto karyanya dan karya engraver dari Australia terpilih untuk diserahkan ke Setneg (Sekretariat Negara) untuk dipilih salah satunya.

Tanpa diduga, pihak Istana Negara menjatuhkan pilihan pada karya Mujirun. Gambar “Pak Harto Mesem” itulah yang kemudian menghiasi uang Rp50.000 yang diterbitkan pada tahun 1995.

Selain itu, ada beberapa karya Mujirun lain yang cukup fenomenal. Mujirun juga merupakan orang yang mendesain Rupiah dengan gambar pahlawan Sisingamangaraja XII di uang Rp1.000 (keluaran 1987), gambar rusa Cervus timorensis untuk uang Rp500 (1988), gambar anak Gunung Krakatau untuk uang Rp100 (1991), gambar Gunung Kelimutu untuk uang Rp5.000 (1991), Ki Hajar Dewantoro di uang kertas Rp20 ribu (1998), Paskibraka di uang Rp50 ribu (1999), gambar Kapitan Pattimura pada uang kertas Rp1.000, gambar Pulau Maitara dan Tidore Rp1.000, serta Tuanku Imam Bonjol Rp5.000 (ketiganya keluaran 2001).

Mujirun juga yang membuat atau desain Rupiah dengan gambar pahlawan Oto Iskandar Di Nata pada uang kertas Rp20.000 yang dikeluarkan pada tahun 2004. Sebelum pensiun, pria 55 tahun itu membuat gambar I Gusti Ngurah Rai untuk uang pecahan Rp50.000 keluaran 2009.

Jika diperhatikan, sangat terlihat dari hasil karyanya di uang pecahan kertas tersebut, bagaimana detail dan presisinya gambar wajah tokoh-tokoh di uang pecahan itu. Pak Mujirun membeberkan rahasianya, berlatih menggambar menurutnya melatih kepekaan rasa.

Itulah kunci sukses Mujirun yang merupakan sosok siapa yang desain uang rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya